Ferdiyanto, Bernardus (2012) JURNALISME DAMAI DALAM PEMBERITAAN SKH KEDAULATAN RAKYAT MENGENAI KASUS AHMADIYAH PERIODE FEBRUARI-MARET 2011 (Analisis Isi Berita Mengenai Jamaah Ahmadiyah Setelah Penyerangan Jamaah Ahmadiyah di Cikeusik). S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0KOM02556.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1KOM02556.pdf Download (1MB) | Preview |
|
Text (Bab II)
2KOM02556.pdf Restricted to Registered users only Download (526kB) |
||
Text (Bab III)
3KOM02556.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (Bab IV)
4KOM02556.pdf Download (25MB) | Preview |
Abstract
Jurnalisme damai sendiri pertama kali diperkenalkan oleh Profesor Johan Galtung pada tahun 1970-an. Berawal dari rasa mirisnya terhadap pemberitaan pers yang mendasarkan pola kerjanya secara hitam-putih, kalah atau menang, atau ia sebut sebagai jurnalisme perang. Jurnalisme damai bukan membuat berita mengenai siapa yang menang atau siapa yang kalah, melainkan memberikan solusi atas konflik yang terjadi. Hal ini untuk menjernihkan suasana dan mendinginkan suasana, bukan malah membuat suasana menjadi bertambah panas. Jurnalisme damai berorientasi pada perdamaian, menggali proses terjadinya konflik, untuk membantu menemukan titik apinya. Salah satu konflik yang terjadi di Indonesia dan marak diberitakan adalah konflik mengenai Ahmadiyah, dimana Ahmadiyah dianggap sesat. Konflik mengenai pro dan kontra tentang Ahmadiyah telah berlangsung selama puluhan tahun. Masalah ini memerlukan peran pemerintah dan masyarakat yang terlibat untuk dapat menyelesaikannya. Penelitian ini untuk melihat bagaimana penerapan jurnalisme damai dalam pemberitaan yang dilakukan oleh SKH Kedaulatan Rakyat mengenai kasus jamaah Ahmadiyah setelah peristiwa penyerangan jamaah Ahmadiyah di Cikeusik pada bulan Februari sampai Maret 2011. Peneliti menggunakan metode analisis isi yang berdasarkan pada karakteristik jurnalisme damai. Berdasarkan hasil analisis, peneliti mendapatkan bahwa 23 berita (63,9%) menerapkan berita secara cover both side, dan 29 berita (80,6%) berfokus pada proses terjadinya konflik, dan 13 berita (36,1%) hanya mengungkapkan kebenaran di satu pihak. Berita yang menyebutkan nama pelaku kejahatan sebanyak 26 berita (72,2%), sementara itu berita yang mengangkat inisiatif perdamaian sebanyak 31 berita (86,1%). Berdasarkan penelitian ini, peneliti dapat menjelaskan bagaimana penerapan jurnalisme oleh SKH Kedaulatan Rakyat terhadap pemberitaan mengenai jamaah Ahmadiyah setelah peristiwa Cikeusik, yaitu bahwa dari 5 unit analisis yang peneliti buat, terdapat 4 unit analisis yang telah menerapkan jurnalisme damai dengan baik, sementara untuk pengungkapan kebenaran di kedua belah pihak belum diterapkan dengan baik.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | jurnalisme damai, Ahmadiyah, Analisis Isi. |
Subjects: | Komunikasi > Jurnalisme |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 29 Apr 2013 11:40 |
Last Modified: | 01 May 2013 10:05 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1032 |
Actions (login required)
View Item |