LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK REMAJA DI SLEMAN

PRASETYO, JOKO (2016) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GEDUNG PERTUNJUKAN MUSIK REMAJA DI SLEMAN. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
0TA12359.pdf

Download (1MB)
[img] Text (Bab I)
1TA12359.pdf

Download (185kB)
[img] Text (Bab II)
2TA12359.pdf

Download (2MB)
[img] Text (Bab III)
3TA12359.pdf

Download (455kB)
[img] Text (Bab IV)
4TA12359.pdf
Restricted to Registered users only

Download (356kB)
[img] Text (Bab V)
5TA12359.pdf
Restricted to Registered users only

Download (990kB)
[img] Text (Bab VI)
6TA12359.pdf

Download (869kB)

Abstract

Dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara berkomunikasi yang dilakukan oleh manusia adalah melalui musik. Musik merupakan bahasa universal yang dapat dimengerti oleh semua orang, tanpa memandang usia, baik anak kecil, remaja, maupun orang tua.Namun, remaja merupakan usia yang paling banyak terpengaruh oleh musik karena, remaja merupakan masa dimana seorang manusia memasuki tahap perkembangan untuk mencapai kematangan mental, emosional sosial, hingga fisik. Di Yogyakarta, keberadaan musik bertumbuh dan mendapat apresiasi yang baik. Hal ini ditandai dengan sering diadakannya event pertunjukan musik. Oleh karena itu, diperlukan suatu wadah yang dapat menampung jumlah penonton dalam skala besar, seperti Gedung Pertunjukan. Selain itu juga diperlukan wadah agar dapat menampung penggemar musik remaja yang sekedar ingin mencoba bergelut dibidang musik atau apresiasi para musisi berbakat. Seorang remaja memiliki karakter yang cukup kompleks seperti, sentimental, ego/egois, labil, bebas, dan kepribadian yang dinamis. Oleh karena itu, diharapkan sebuah gedung pertunjukan yang mampu mewadahiaspirasi remaja dengan karakter yang cukup kompleks tersebut.Untuk menjawab kebutuhan tersebut maka, konsep yang digunakan adalah yang berhubungan dengan karakter remaja itu sendiri. Dalam menjawab konsep tersebut, dipilih beberapa karakter yang dapat mewakili karakter dari seorang remaja, yaitu bebas, labil, dan egois. Karakter-karakter tersebut mewakili sifat remaja yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, mudah berubah pikiran, dan memiliki tingkat emosi yang belum terkontrol dengan cukup baik. Oleh karena itu, pendekatan perencanaan dan perancangan Gedung Pertunjukan untuk remaja di Sleman, Yogyakarta menggunakan pendekatan Arsitektur Dekonstruksi melalui kelompok Shard & Sharks. Melalui pendekatan Arsitektur Dekonstruksi (Shard & Sharks), karakter bebas ditampilkan pada pengolahan tata ruang luar dan tata ruang dalam; karakter labil ditampilkan pada pengolahan tata ruang dalam dan bentuk massa; serta karakter egois yang ditampilkan melalui penggunaan warna. Baik pengolahan tata ruang luar, pengolahan tata ruang dalam, dan pemilihan penggunaan warna mampu menjawab konsep desain dengan menggunakan karakter remaja yaitu, bebas, labil, dan ego/egois.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Musik, Remaja, Karakter Remaja, Gedung Pertunjukan, Arsitektur Dekonstruksi.
Subjects: Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 18 Nov 2016 09:12
Last Modified: 18 Nov 2016 09:12
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/10796

Actions (login required)

View Item View Item