Firmanti, Anita and Roesmanto, Totok and Khaliesh, Hamdil and Gultom, Bontor JUmaylinda and Widiastuti, Ratih and Kurnia, Andi Surya and Mulyani, IM. Tri Hesti and Ekasaputra, Nico and Susanto, Hendi and Liauw, Franky and Lasino, . and Agung, Gregorius S. and Marcella, Sophie and Prasetya, Ade and Wibowo, Andi Prasetiyo and Amin, Abdul Rachmad Zahrial and Pranata, Yosafat Aji and William, Kevin Mariano and Cahyandari, Gerarda Orbita Ida and Purnama, Iwan and Hidayah, Nur and Hardiyati, . and Prijotomo, Josef and Rachmawati, Murni and Hadiwono, Alvin and Herliana, Emmelia Tricia and Octavia, Linda and Hidayatun, Maria I. and Muqoffa, Mohamad and Setyawan, Hadi and Abioso, Wanita Subadra and Pebriano, Valentinus and Gionika, Chika Alfrida and Nursanty, Eko and Ghisniawan, Rais Budhi and Sumarwanto, . and Destiawan, Wawan and Mohamadi, Loekman and Pawitro,, Udjianto and Lestari, . and Alhamdani, M. Ridha and Witarso, WS. and Setiadji, Rudy and Saraswati, Titien and Sugiharto, Bambang and Sofyan, Zuraida and Rahadi, Raden Aswin and Prabowo, Fajar and Hapsariniaty, Alia Widyarini and Ramadhan, Setio Maulana and Anwar, . (2013) PROSIDING SEMINAR NASIONAL : "STONE, STEEL AND STRAW". In: Prosiding Seminar Nasional SCAN#4 : 2013, 17 Mei 2013, Teknik Arsitektur Fakultas Teknik UAJY.
Text
SCAN2013.pdf Download (55MB) |
Abstract
Arkeoloog menemukan runtuhan dinding neolitik di Yeriko, Tepi Barat, yang diperkirakan dibangun 7.000 tahun S.M. Sejauh ini, dinding itu dianggap sebagai bangunan pertama. Jika nenek moyang manusia modern mulai hadir 200.000 tahun lalu, maka kita hanya dapat membayangkan bahwa hingga 7.000 tahun S.M. nenek moyang kita mungkin tinggal di gua-gua atau pepohonan yang dirangkai. “Arsitek” pertama, barangkali, adalah Imhotep yang merancang Piramida Bertingkat di Saqqara (makam Raja Zoser) 2.639 tahun S.M. Dalam kurun 9.000 tahun, arsitek dan arsitektur telah melibatkan perkembangan dan pemakaian bahan bangunan yang lebih beragam. Batu (stone) masih tetap dipakai. Bahan-bahan alami organik seperti jerami (straw) juga masih banyak dipakai. Baja (steel) mewakili bahan bangunan modern yang berkembang pesat sejak revolusi industri. Saat ini, 2013, kita menyaksikan perkembangan amat pesat bahan-bahan bangunan dalam beberapa tahun terakhir. Ini sejalan dengan perkembangan pesat di dunia kalkulasi digital yang mendorong ditemukannya zat-zat baru. Bahan berteknologi nano, bahan “anti-gravitasi”, dinding hologram, selubung bangunan penuai energi, hanyalah sedikit contoh dari bahan-bahan yang akan mewarnai arsitektur di masa depan. Seminar SCAN#4 bertema “STONE, STEEL and STRAW” yang menjadi salah satu tema dari 10 tema yang telah disiapkan dari SCAN#1 hingga SCAN#10 (tahun 2020). Kali ini kita berkumpul untuk memumpunkan perhatian kita pada bahan bangunan dan membahasnya sesuai dengan latar belakang kita masing-masing, mulai dari sisi budaya, psikologi, rekayasa hingga ekonomi. Kita dapat belajar dari masa lalu dan menggagas masa depan demi keberlanjutan budaya, arsitektur dan lingkungan (Sustainable Culture, Architecture and Nature). Namun, jika pada tahun 0 Masehi bumi baru dihuni sekitar 250 juta manusia dan saat ini telah menjadi 7.000 juta (7 milyar) manusia maka kita, arsitek, perlu waspada bahwa bumi yang tak bertambah luas ini sedang menghadapi kesulitan besar. Semoga, di seminar SCAN#4 ini kita dapat melihat gagasan-gagasan baru tentang bahan-bahan bangunan di masa depan yang mendukung Sustainable Culture, Architecture and Nature demi bumi yang nyaman dan sejahtera bagi seluruh makhluk penghuninya.
Item Type: | Conference or Workshop Item (Paper) |
---|---|
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 29 Nov 2016 13:18 |
Last Modified: | 29 Nov 2016 13:18 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/10837 |
Actions (login required)
View Item |