MODEL DIALOG LINTAS IMAN KOMUNITAS BERAGAMA PAROKI KUMETIRAN YOGYAKARTA: KAJIAN MODEL DIALOG LINTAS IMAN BERDASARKAN STUDI PUSTAKA & PEMETAAN SOSIAL YANG DILAKUKAN DI PAROKI KUMETIRAN YOGYAKARTA

Siswantoro, A. Teguh and Purbadi, Y. Djarot and Nuswantoro, Ranggabumi MODEL DIALOG LINTAS IMAN KOMUNITAS BERAGAMA PAROKI KUMETIRAN YOGYAKARTA: KAJIAN MODEL DIALOG LINTAS IMAN BERDASARKAN STUDI PUSTAKA & PEMETAAN SOSIAL YANG DILAKUKAN DI PAROKI KUMETIRAN YOGYAKARTA. [Research]

[img] Text (Penelitian Teknik Industri)
TI46401.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Hubungan antaragama dan kepercayaan merupakan entitas yang aktif dan menuntut komitmen dari pihak-pihak yang ada di dalamnya. Hubungan ini bukan hubungan “jatuh gratis dari langit” tetapi sebuah hubungan yang dinamis, berubah setiap saat, dan menuntut perbaruan baik orang/komunitas yang terlibat, cara, maupun metodenya. Dialog lintas iman telah menjadi sarana yang efektif dari waktu ke waktu untuk merajut hubungan persaudaraan antaragama dan kepercayaan tersebut. Dialog lintas iman yang telah dilakukan, termasuk di Paroki Kumetiran, adalah dialog secara fisik yakni bertemunya pihak-pihak berbeda agama dan kepercayaan dalam suatu ruang dan waktu untuk melakukan dialog. Substansi yang didialogkan menyangkut kejadian atau peristiwa penting yang ada di wilayah Paroki Kumetiran, atau agenda-agenda penting yang membutuhkan kebersamaan antarumat beragama (misalnya pilkada, pemilu). Realitas tersebut makin hari makin kompleks. Radikalisme yang merajalela, sikap intoleran, telah menciderai kehidupan antarumat beragama. Gereja Katolik sendiri dalam Rencana Induk Keuskupan Agung Semarang (RIKAS) yang berlaku 2015-2035 mengemukakan misinya bahwa persaudaraan sejati harus dibangun sejak awal melalui salah satunya dialog lintas iman. Oleh karena kehidupan umat beragama (termasuk Gereja Katolik) semakin berdinamika, maka perlu dicari cara, bentuk, dan metode baru berbasis teknologi untuk aktivitas dialog lintas iman. Dari penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa dialog lintas iman setidaknya memiliki 2 (dua) model yakni model masyarakat sipil dan model pemerintah. Masing-masing model memiliki karakter yang berbeda-beda satu sama lain, terutama menyangkut aktor dialog, proses/metode dialog, serta capaian dialog. Model masyarakat sipil cenderung berfokus pada dialog para aktivis lintas agama, bertema kemanusiaan, serta mendiskusikan hal-hal yang bersifat komplementer. Dialog berfokus pada ekspresi iman masing-masing agama dalam wujud budaya, yang tidak hanya berupa diskusi tetapi juga laku budaya yang disesuaikan dengan karakter budaya lokal dimana komunitas agama itu berada. Poin terakhir inilah yang menjadi temuan penelitian, yakni model dialog berbasis komunitas agama, dalam hal ini komunitas agama yang ada di Paroki Kumetiran. Sedangkan model pemetintah cenderung formal, melibatkan pemuka-pemuka agama, dan biasanya dilakukan pada saat hari besar salah satu agama.

Item Type: Research
Subjects: Teknik Industri > Sistem Kerja
Divisions: Fakultas Teknologi Industri > Teknik Industri
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 12 Jan 2017 07:59
Last Modified: 12 Jan 2017 07:59
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/10949

Actions (login required)

View Item View Item