BRAMASTARTYA, JALU (2017) OBSERVATORIUM EDUKATIF DAN REKREATIF DENGAN PENDEKATAN CRITICAL REGIONALISM DI GUNUNGKIDUL, DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. .. pp. 1-13.
Text (Jurnal TA14314)
JURNAL TA14314.pdf Download (1MB) |
Abstract
Stargazing atau pengamatan benda langit merupakan salah satu kegiatan yang diminati sebagai sarana pembelajaran astronomi. Minat yang cukup besar terhadap kegiatan stargazing ini terlihat dari keberadaan klub-klub yang sering mengadakan kegiatan pengamatan bersama, misalnya di Jogja Astro Club di Yogyakarta. Dalam melakukan kegiatan pengamatan akan lebih baik apabila dapat ditunjang dengan fasilitas pengamatan astronomi yaitu observatorium. Akan tetapi keberadaan fasilitas observatorium di Indonesia masih sangat minim, hanya terdapat satu observatorium besar yaitu observatorium Bosscha yang memiliki fungsi utama sebagai fasilitas penelitian. Melihat kondisi tersebut, adanya observatorium alternatif yang bersifat lebih terbuka terhadap publik dapat menjadi sebuah pertimbangan. Ketersediaan fasilitas observatorium alternatif juga menjadi dambaan komunitas astronomi di Indonesia. Jogja Astro Club pernah mewacanakan pendirian observatorium di daerah Gunungkidul. Daerah Gunungkidul memiliki potensi pemandangan langit yang dapat dimanfaatkan untuk situs observatorium, serta dekat dengan klub, universitas, dan SMA, yang dapat menggunakan observatorium untuk kegiatan bersama. Sekolah Menengah Atas di Gunung Kidul ini mampu mewadahi kegiatan pendidikan dengan pendekatan arsitektur hijau melalui sekolah Adiwiyata yang berinteraksi dengan lingkungan sekolah. Murid-murid tidak hanya diajarkan pendidikan formal melainkan juga bagaimana cara menjaga lingkungan hidup yang ada disekitar sekolah. Gunungkidul sebagai daerah pegunungan memiliki sky view yang luas yang memungkinkan pengamatan/stargazing menjadi lebih leluasa, selain itu terdapat titik dengan tingkat polusi cahaya yang rendah yang memberikan kejelasan visual. Akan tetapi, selain potensi-potensi tersebut, lokasi Gunungkidul juga memiliki tantangan tersendiri, yaitu perlunya desain bangunan untuk menyelaraskan diri dengan keadaan lokal seperti yang telah digagaskan oleh pemerintah setempat. Hal-hal tersebut di atas memunculkan suatu gagasan observatorium untuk publik yang selaras dengan lingkungan Gunungkidul. Keselarasan dapat dicapai melalui pendekatan critical regionalism yang memadukan kemajuan teknologi dengan elemen elemen regional. Maka dalam skripsi ini akan dibahas mengenai rancangan observatorium yang edukatif dan rekreatif dengan pendekatan critical regionalism di Gunungkidul.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | observatorium, critical regionalism |
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 15 Mar 2017 08:36 |
Last Modified: | 15 Mar 2017 08:36 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/11372 |
Actions (login required)
View Item |