USULAN PEMENUHAN FREKUENSI INSPEKSI DI PT. INTI GANDA PERDANA

SETIAWAN, RINALDI (2017) USULAN PEMENUHAN FREKUENSI INSPEKSI DI PT. INTI GANDA PERDANA. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
TI069120.pdf

Download (820kB)
[img] Text (Bab I)
TI069121.pdf

Download (180kB)
[img] Text (Bab II)
TI069122.pdf

Download (725kB)
[img] Text (Bab III)
TI069123.pdf

Download (181kB)
[img] Text (Bab IV)
TI069124.pdf
Restricted to Registered users only

Download (574kB)
[img] Text (Bab V)
TI069125.pdf
Restricted to Registered users only

Download (862kB)
[img] Text (Bab VI)
TI069126.pdf

Download (1MB)

Abstract

INTISARI PT. Inti Ganda Perdana merupakan perusahaan otomotif yang memproduksi komponen utama mobil dan truk berupa Rear Axle dan Proppeler Shaft. Permasalahan yang terjadi adalah jumlah inspeksi yang dilakukan tidak pernah sesuai dengan tuntutan Quality Check Standard (QCS). QCS merupakan sebuah dokumen yang digunakan sebagai standar inspeksi dalam menjaga kualitas. Ketika inspeksi tidak berjalan dengan baik, terdapat kemungkinan menghasilkan produk yang tidak sesuai dengan spesifikasi sehingga menimbulkan claim produk oleh customer. Untuk menghasilkan produk yang sesuai spesifikasi, perusahaan dapat meningkatkan jumlah inspeksi pada setiap operasi. Inspeksi dilakukan pada setiap akhir operasi sebelum masuk ke operasi berikutnya. Tujuan dari penelitian ini adalah menentukan jumlah operator inspeksi berdasarkan waktu baku inspeksi. Terdapat 2 jenis inspeksi, yaitu : inspeksi manual yang dilakukan operator Offline pada departemen produksi dan inspeksi otomatis menggunakan mesin Coordinates Measuring Machine (CMM) oleh operator CMM pada departemen quality. Pengambilan data inspeksi sebanyak 30 kali pada setiap akhir operasi dilakukan menggunakan teknik jam henti (stopwatch). Pengambilan data dilakukan pada setiap operator inspeksi, baik inspeksi manual maupun inspeksi otomatis. Inspeksi yang dilakukan harus sesuai tuntutan QCS dengan frekuensi yang berbeda-beda tiap operasinya. Contohnya sebuah operasi mempunyai frekuensi inspeksi 1/20, artinya setiap 20 produk yang dioperasikan, diambil 1 produk untuk diinspeksi. Dalam menentukan jumlah operator inspeksi, dibutuhkan perhitungan waktu baku. Waktu baku didapatkan dari rata-rata waktu siklus, kemudian dianalisis menggunakan metode Westinghouse untuk menentukan faktor penyesuaian serta faktor kelonggaran. Analisis waktu baku digunakan oleh operator inspeksi sebagai acuan dalam melakukan inspeksi. Berdasarkan analisis yang dilakukan, waktu baku inspeksi sesuai dengan QCS sebesar 364.586 detik atau setara dengan 101,27 jam untuk inspeksi manual oleh operator Offline dan 176.957 detik atau setara dengan 49,15 jam untuk inspeksi otomatis oleh operator CMM. Berdasarkan hasil analisis waktu baku, jumlah operator inspeksi manual sebanyak 42 operator, dan operator inspeksi otomatis sebanyak 12 operator. Selain itu, dibutuhkan 7 mesin CMM untuk melakukan inspeksi secara otomatis. Jumlah operator tersebut secara khusus melakukan inspeksi saja selama 3 shift. Nilai investasi pada inspeksi manual melebihi nilai investasi pada inspeksi otomatis berada pada tahun ke-4 dengan nilai investasi sebesar 15,12 Milyar Rupiah untuk inspeksi secara manual, dan 13 Milyar Rupiah untuk inspeksi secara otomatis.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Inspeksi Manual, Inspeksi Otomatis, mesin CMM
Subjects: Teknik Industri > Produksi
Divisions: Fakultas Teknologi Industri > Teknik Industri
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 07 Jun 2017 08:56
Last Modified: 07 Jun 2017 08:56
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/11823

Actions (login required)

View Item View Item