HUTAMI , RIZKA SARTIKA (2017) EVALUASI JARINGAN IRIGASI DESA WARENG, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL. S1 thesis, UAJY.
Text (HALAMAN JUDUL)
TS142250.pdf Download (929kB) |
|
Text (BAB I)
TS142251.pdf Download (218kB) |
|
Text (BAB II)
TS142252.pdf Download (123kB) |
|
Text (BAB III)
TS142253.pdf Download (253kB) |
|
Text (BAB IV)
TS142254.pdf Restricted to Registered users only Download (571kB) |
|
Text (BAB V)
TS142255.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
|
Text (BAB VI)
TS142256.pdf Download (1MB) |
Abstract
“EVALUASI JARINGAN IRIGASI DESA WARENG, KECAMATAN WONOSARI, KABUPATEN GUNUNGKIDUL”, Rizka Sartika Hutami, NPM 12 02 14225, tahun 2017, PPS Keairan, Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Desa Wareng merupakan salah satu daerah sulit air di Kabupaten Gunungkidul. Dengan sawah yang luas dan tersedianya air sungai yang dapat diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sawah, maka dibangun embung dan jaringan irigasi. Namun, distribusi jaringan irigasi tersebut belum berjalan dengan baik. Oleh sebab itu, dilakukan analisis tentang kebutuhan air irigasi dan ketersediaan air, serta analisis tentang jaringan irigasi agar distribusi air irigasi dapat berjalan dengan baik. Dalam menganalisis kebutuhan air irigasi digunakan dua asumsi pola tanam, yaitu pola tanam padi–palawija–bera dan palawija–palawija–bera. Untuk mendapatkan debit air yang tersedia di Sungai Wareng dilakukan pembangkitan debit menggunakan pendekatan dari DAS Bunder dengan Metode NRECA. Debit yang didapat dibandingkan dengan debit kebutuhan irigasi untuk mendapatkan neraca airnya. Dari perbandingan ini diperoleh kesimpulan mengenai cukup tidaknya air untuk mencukupi kebutuhan irigasi. Kemudian, pada analisis jaringan irigasi digunakan bantuan software Epanet 2.0 untuk membandingkan dua model jaringan irigasi, yaitu model bak renteng yang merupakan model di lapangan dan model kran-bak yang merupakan ide dari peneliti. Distribusi air model bak renteng adalah sistem pendistribusian air yang mirip dengan bejana berhubungan dimana air dialirkan dari satu bak ke bak lain yang saling berhubungan. Sedangkan distribusi air model kran-bak adalah sistem pendistribusian air irigasi langsung dari kran dan ditampung di bak sehingga pendistribusian air tidak perlu melalui bak-bak renteng. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, kedua pola tanam di atas dapat diterapkan pada sistem pertanian di Desa Wareng dengan Qkebutuhan pola padi– palawija–bera 297,5047 l/detik, Qkebutuhan pola palawija–palawija–bera 250,3985 l/detik, dan Q80 yang tersedia sebesar 501,529 l/detik. Sedangkan jaringan irigasi yang lebih efisien adalah model distribusi air kran-bak karena pendistribusiannya lebih cepat, perawatan dan pengoperasiannya juga lebih mudah.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Jaringan Irigasi, NRECA, Epanet, Distribusi Air Bak Renteng, Distribusi Air Kran-Bak |
Subjects: | Sipil > Hidro Sipil > Hidro |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 23 Jan 2018 12:14 |
Last Modified: | 23 Jan 2018 12:14 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/13538 |
Actions (login required)
View Item |