“PERAN DAN KONSEP POSISI PUBLIC RELATIONS DALAM PERSPEKTIF GENDER” (Studi Kasus Praktisi Public Relations Pada PT. Astra International Tbk)

Jayanti, Fredeswinda Sukma Dwi (2011) “PERAN DAN KONSEP POSISI PUBLIC RELATIONS DALAM PERSPEKTIF GENDER” (Studi Kasus Praktisi Public Relations Pada PT. Astra International Tbk). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0KOM03401.pdf

Download (726kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1KOM03401.pdf

Download (470kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
2KOM03401.pdf

Download (227kB) | Preview
[img] Text (Bab III)
3KOM03401.pdf
Restricted to Registered users only

Download (400kB)
[img]
Preview
Text (Bab IV)
4KOM03401.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam dunia kerja, PR dalam hal ini sangat sering kita jumpai peran wanita yang masih terbatas pada subordinasi. Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa mayoritas pria menduduki jabatan manajerial, sementara wanita masih berada dalam taraf teknisi. Para kaum feminis Marxis radikal berpendapat bahwa kondisi ini semakin berjaya akibat adanya patriarki yang sangat kental dalam kehidupan sosial, mulai dari ranah domestik hingga lingkungan kerja. Dominasi laki-laki dalam kerangka eksploitasi kerja dapat dikaitkan dengan subordinasi perempuan. Patriartik yang sangat kental dalam sebuah organisasi akan semakin menguatkan kontrol lelaki terhadap perempuan. Secara tidak langsung, hal ini akan memperkuat anggapan bahwa lelaki lebih dianggap dapat memberikan keputusan daripada perempuan. Lelaki lebih layak berada dalam jajaran manajerial karena mereka lebih profesional daripada wanita. Budaya patriarki telah bekerja keras untuk meyakinkan bahwa “feminitas” menjadikan perempuan lebih lembut, penyayang, sensitif, dan intuitif dibadingkan laki-laki. Inilah yang menghilangkan kesempatan bagi perempuan untuk lebih mengembangkan segala potensi yang ada dalam dirinya, termasuk ketika dia harus menjadi “decision maker” pada sebuah jajaran manajerial. Di luar itu semua, isu mengenai kekuasaan menjadi sebuah momok bagi para wanita dalam dunia kerja. Ketika sebuah organisasi atau perusahaan sudah memiliki budaya patriarkal, di mana pengambilan keputusan sepenuhnya berada di tangan laki-laki, maka hal ini akan menyulitkan praktisi PR perempuan untuk semakin berkembang. Mereka tidak akan mendapakan kesempatan untuk mengutarakan apa yang ada di dalam pemikiran mereka. Keadaan inilah yang dapat menghambat jenjang karir mereka dalam sebuah organisasi. Astra menempatkan seorang pria untuk duduk dalam posisi sebagai Manajer PR. Ada dua faktor yang menyebabkan posisi ini diduduki oleh pria. Faktor perusahaan dan faktor kepribadian pria menjadi pertimbangan bagi perusahaan untuk mempercayakan posisi tersebut kepada pria. Faktor perusahaan meliputi lingkup kerja Manajer PR, publik khusus seperti preman, mafia, ulama dan tokoh politik yang harus dihadapi pula oleh Manajer PR, dan terakhir adalah pria yang memang disiapkan untuk menghadapi krisis perusahaan. Sementara faktor kepribadian pria meliputi faktor psikologis dan fisik. Secara tidak langsung gender telah dikonstruksi secara sosial oleh organisasi dalam hal ini adalah Astra melalui pemahaman kedudukan dan posisi pada jabatan PR. Konstruksi inilah yang kemudian menimbulkan pemahaman berdasarkan posisi yang dijalani selama ini dan juga hierarki kekuasaan yang ada dalam sebuah organisasi.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Peran, Konsep Posisi, Perspektif Gender
Subjects: Komunikasi > Public Relations
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 16 May 2013 13:44
Last Modified: 16 May 2013 13:44
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1491

Actions (login required)

View Item View Item