ROZI, FAHRUR (2018) SURF CAMP SEBAGAI SARANA PENDIDIKAN, OLAHRAGA, DAN PARIWISATA DENGAN PENDEKATAN AKSITEKTUR METAFORA DI PANTAI WEDIOMBO WONOSARI, YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.
Text (FAHRUR ROZI)
TA14269.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) |
Abstract
Yogyakarta sebagai salah satu kota besar di Indonesia merupakan tujuan utama wisata. Kecuali setelah peristiwa gempa tahun 2006, dengan dukungan pemerintah daerah, nasional dan beberapa instansi asing, pariwisata Yogyakarta mulai tumbuh lagi dan berbenah. Pertumbuhan pariwisata Yogyakarta. Dengan potensi yang dimilikinya, tentu saja Yogyakarta tidak ingin menjadi daerah yang dianggap sama saja sengan daerah lain sehingga tidak menjadi pilihan utama untuk dikunjungi. Selain itu, pertumbuhan wisatawan di gunungkidul tentu juga menambah pendapatan dari objek wisata pantai gunungkidul. Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan beragam, mulai dari kekayaan alam pantai, gua, bukit dan pegunungan maupun potensi seni budaya dan peninggalan sejarah yang beragam dan tersebar di hampir 18 kecamatan. Potensi ini sangat berarti bagi masyarakat maupun daerah sekitar dengan keberadaan Kabupaten Gunungkidul sebagai bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan daerah tujuan wisata kedua di Indonesia setelah provinsi Bali. Salah satu potensi wisata pantai selatan yang dapat dikembangkan adalah melalui kegiatan wisata surfing (berselancar). Kondisi ombak yang pecah serta bertahap di pantai Wediombo sangat cocok digunakan untuk olahraga selancar air (surfing) ini. Namun dari ke empat belas pantai seperti disebutkan dalam tabel 1.1 belum terdapat fasilitas wisata pantai yang mendukung penuh kegiatan wisata surfing (berselancar). Olahraga selancar air atau surfing tumbuh dan mulai berkembang di Amerika, sekitar tahun 1960-an tepatnyan di Hawaii. Karena daerah tersebut memiliki ombak yang pecah serta bertahap yang sangat cocok digunakan untuk olahraga selancar air (surfing) ini. Penyebaran olahraga selancar air ini dimulai dan dapat dirasakan di penjuru dunia sekitar tahun 1964 tanpa kecuali di Asia. Karena pesatnya penyebaran dan perkembangan olahraga ini, maka para peminat atau pelaku olahraga ini, atau yang lebih dikenal dengan sebutan surfer membuat sebuah asosiasi yang berskala internasional dengan nama ISA (International surfing Association) yang berpusat di California, yang sampai saat ini sudah memiliki anggota lebih dari 70 negara. Pantai Wediombo yang merupakan salah satu dari sekian banyak pantai yang terdapat di Gunungkidul telah berkembang menjadi salah satu tempat berkumpulnya para “pemburu ombak”. Tipe ombak di pantai Wediombo cenderung stabil dan tidak berubah-ubah karena pantai ini berbentuk menyerupai teluk yang dikelilingi bukit karang. Selain memiliki ombak yang bagus digunakan untuk berselancar, pantai Wediombo juga dikenal memiliki panorama sunset yang paling spektakuler dibandingkan dengan pantai-pantai Gunungkidul lainnya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Wediombo |
Subjects: | Arsitektur > Lingkungan Kawasan Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 06 Jun 2018 08:10 |
Last Modified: | 06 Jun 2018 08:10 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/14944 |
Actions (login required)
View Item |