Justiantono, Yoga (2017) YOGYAKARTA FASHION SHOW. S1 thesis, UAJY.
Text (Yoga Justiantono)
TA14079.pdf Restricted to Repository staff only Download (16MB) |
Abstract
Perkembangan industri fashion di Yogyakarta semakin berkembang pesat. Hal tersebut terlihat banyaknya event fashion yang diselenggarakan di Yogjakarta. Perkembangan fashion Yogyakarta juga sangat kental dengan budaya, terutama batik. Status Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sebagai Kota Batik Dunia yang disematkan oleh World Craft Council (WCC) pada 2014. Gelar Yogyakarta dinobatkan sebagai kota batik selama 4 tahun. Sebagai tujuan mempertahankan eksistensi jogja sebagai kota batik. Sekolah Mode yang memperhatikan seni batik perlu ditekankan. Sekolah Mode dapat mengajarkan perserta didik tentang batik, perancangan dan melakukan penelitian terbaru untuk batik. Hal tersebut dapat melestarikan perkembangan batik yogyakarta. Fashion sangat identik dengan trend kebutuhan masyarakat. Karena kebutuhan fashion masyarakat selalu berkembang dari waktu ke waktu. Hal tersebut yang selalu mendorong para desainer untuk menciptakan hal baru. Dalam menciptakan hal baru, para desainer selalu dituntut berpikir kreatif. Lingkungan sekolah diharapkan dapat mendukung proses kreatif mahasiswa. Ide-ide kreatif tidak muncul begitu saja dari dalam otak manusia melainkan hasil dari interaksi kita dengan lingkungan. Dengan demikian lingkungan fisik dan sosial kita pun sebisa mungkin harus mendukung suasana otak manusia untuk berpikir kreatif. Robert Epstein membahasakannya dengan istilah surrounding yaitu pengaruh dari lingkungan sekitar. John Schoolar memiiki pernyataan yang sama bahwa dari delapan elemen yang akan meningkatkan proses kreatif, lima darinya merupakan pengaruh lingkungan sekitar. Dengan menggabungkan dua pendapat peneliti didapatkan beberapa elemen yang dapat mempengaruhi proses kreatif. Beberapa elemen tersebut yang dapat digunakan sebagai fokus utama elemen perancangan bangunan sekolah mode. Selain dibutuhkan analisis elemen kreativitas untuk mendukung proses kreativitas pengguna. Perancangan sekolah mode dibutuhkan analisis suprasegmen arsitektural yaitu bukaan, warna, bentuk, skala & proporsi, dan material & texture. Kelima elemen tersebut sangat mempengaruhi kualitas ruang karena elemen tersebut langsung terlihat oleh mata pengguna.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Fashion, Sekolah Fashion, Proses Kreatif |
Subjects: | Arsitektur > Lingkungan Kawasan Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 02 Aug 2018 08:26 |
Last Modified: | 02 Aug 2018 08:26 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/15327 |
Actions (login required)
View Item |