APLIKASI EDIBLE FILM PATI GARUT (Maranta arundinacea L.) DAN CARBOXY METHYL CELLULOSA (CMC) DENGAN VARIASI KONSENTRASI MINYAK SAWIT SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTAN

Suryadevi, Melia Kartika (2018) APLIKASI EDIBLE FILM PATI GARUT (Maranta arundinacea L.) DAN CARBOXY METHYL CELLULOSA (CMC) DENGAN VARIASI KONSENTRASI MINYAK SAWIT SEBAGAI PENGEMAS BUMBU MIE INSTAN. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Melia Kartika Suryadevi)
BL01484.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (2MB)

Abstract

Sampah plastik merupakan salah satu problematika di lingkungan karena sifatnya yang sulit terurai (Aridito, 2016). Salah satu jenis kemasan plastik adalah plastik berlapis alumunium foil yang biasanya digunakan sebagai pembungkus bumbu mie instan. Limbah plastik berlapis alumunium foil yang dihasilkan dari kemasan bumbu mie instan sangat banyak. Oleh sebab itu, perlu dikembangkan pengemas bumbu mie instan yang lebih ramah lingkungan yaitu dengan edible film. Edible film yang baik adalah edible film yang memiliki sifat hidrofilik dan hidrofobik yang seimbang. Salah satu cara membentuk sisi hidrofob yaitu dengan penambahan minyak sawit. Oleh sebab itu, perlu diteliti konsentrasi minyak sawit yang optimum untuk membentuk edible film dari pati garut dan CMC agar dapat berfungsi sebagai pengemas bumbu mie instan yang efektif. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui variasi konsentrasi minyak sawit yang paling tepat untuk ditambahkan pada pembuatan edible film pati garut dan CMC serta mengetahui kemampuan edible film tersebut dalam mempertahankan kualitas bumbu mie instan selama masa simpan pada suhu ruang. Percobaan ini dibagi menjadi dua tahap yaitu pembuatan edible film dengan variasi konsentrasi minyak sawit ) %; 0,6 %; 1,2 % dan 1,8 %. Rancangan percobaan yang dilakukan pada tahap ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk mengetahui konsentrasi minyak sawit yang optimum. Tahap dua adalah pengujian bumbu yang disimpan dalam kemasan edible film terbaik pada uji tahap 1, plastik alumunium foil dan kertas. Rancangan Percobaan pada tahap dua adalah RAL Faktorial untuk mengetahui kualitas bumbu yang disimpan selama 21 hari pada suhu ruang. Hasil yang diperoleh yaitu konsentrasi terbaik adalah edible film dengan minyak sawit 1,2 % dengan laju transmisi uap air terendah yaitu 5,44 g/m2.jam. Namun, edible film tersebut hanya mampu mempertahankan kualitas bumbu mi instan hingga hari ke-7 dan tidak lebih baik dari kontrol.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Teknobiologi > Tekno Industri
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 24 Jan 2019 05:14
Last Modified: 24 Jan 2019 05:14
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/16139

Actions (login required)

View Item View Item