Kusuma, Cornelia Ratna (2018) MINYAK ATSIRI DAUN SERAI WANGI (Cymbopogon citratus (DC.) Stapf) DALAM BENTUK SEDIAAN GEL SEBAGAI ANTIBAKTERI. S1 thesis, UAJY.
|
Text (HALAMAN AWAL)
BL014350.pdf Download (2MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
BL014351.pdf Download (286kB) | Preview |
|
|
Text (BAB II)
BL014352.pdf Download (844kB) | Preview |
|
Text (BAB III)
BL014353.pdf Restricted to Registered users only Download (466kB) |
||
Text (BAB IV)
BL014354.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (BAB V)
BL014355.pdf Download (3MB) | Preview |
Abstract
Jerawat merupakan jenis permasalahan pada kulit yang timbul karena adanya produksi sebum yang terlalu aktif sehingga pori-pori kulit tersumbat oleh timbunan lemak serta minyak yang berlebihan. Apabila hal ini disertai peran aktif dari bakteri Propionibacterium acnes dan Staphylococcus aureus dapat menyebabkan terjadinya peradangan. Salah satu bahan hayati yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri tersebut yaitu minyak atsiri daun serai wangi. Minyak atsiri daun serai wangi dibuat dalam bentuk sediaan gel karena diketahui memiliki stabilitas fisik yang baik. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah mengetahui konsentrasi optimum minyak atsiri daun serai wangi yang harus ditambahkan sehingga dihasilkan sediaan gel yang baik berdasarkan parameter sifat fisik, menguji aktivitas antibakteri dan konsentrasi hambat minimum sediaan gel minyak atsiri daun serai wangi, dan mengetahui pengaruh sediaan gel minyak atsiri daun serai wangi terhadap iritasi pada kulit kelinci. Tahapan penelitian dilakukan diawali dengan pengambilan sampel daun serai wangi, identifikasi tanaman, destilasi minyak atsiri daun serai wangi, pengamatan pola pertumbuhan bakteri dan identifikasi bakteri meliputi pengamatan morfologi sel dengan pengecatan Gram, pengamatan morfologi koloni dengan teknik streak plate, pour plate, uji motilitas, uji biokimia melalui uji fermentasi karbohidrat dan katalase. Pembuatan formula sediaan dengan 3 variasi konsentrasi minyak atsiri daun serai wangi yaitu 2, 4, dan 6%. Evaluasi fisik sediaan gel yang dilakukan meliputi organoleptik, homogenitas, pengujian pH, uji daya sebar dan uji konsistensi. Pengujian aktivitas antibakteri menggunakan metode sumuran dan pengujian KHM dengan metode dilusi cair dan dilusi padat. Uji iritasi sediaan dilakukan pada 5 ekor kelinci. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan minyak atsiri daun serai wangi yang optimum adalah 6% dilihat dari parameter sifat fisik sediaan gel yang meliputi organoleptik, homogenitas, pengujian pH, daya sebar, dan uji konsistensi. Diameter zona hambat sediaan gel minyak atsiri daun serai wangi P. acnes sebesar 1,456 cm dan S. aureus sebesar 1,280 cm dengan KHM masing-masing sebesar 2%, serta tidak mengiritasi kulit kelinci.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Teknobiologi > Tekno Industri |
Divisions: | Fakultas Teknobiologi > Biologi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 28 Feb 2019 04:05 |
Last Modified: | 28 Feb 2019 04:05 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/17167 |
Actions (login required)
View Item |