SEMBIRING, GITA CARLA ATAMIMI (2010) JURNALISME DI MATA KAMERA Analisis Semiotika dari Foto Esai ”Mimpi Buruk Rafi” dalam Majalah Tempo edisi 5-11 Februari 2009. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0KOM02792.pdf Download (434kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1KOM02792.pdf Download (152kB) | Preview |
|
Text (Bab II)
2KOM02792.pdf Restricted to Registered users only Download (536kB) |
||
Text (Bab III)
3KOM02792.pdf Restricted to Registered users only Download (310kB) |
||
|
Text (Bab IV)
4KOM02792.pdf Download (889kB) | Preview |
Abstract
Foto jurnalistik telah mendapat tempat tersendiri dalam media massa Indonesia. Dengan cepat memainkan psikologi pembaca sehingga seakan ikut hadir dan merasakan peristiwa yang terekam, merupakan kekuatan foto. Secara hakiki foto dibedakan menjadi dua terjemahan, terjemahan mengenai keseluruhan gambar, dan terjemahan isi dari foto itu sendiri. Kedua terjemahan ini tidak dapat dipisahkan dan berkesinambungan untuk mendapat makna yang tepat. Makna tidak lalu muncul menunggu untuk dijelaskan melainkan “dibaca” melalui tandatanda yang terlihat. Setiap orang memiliki interpretasi makna tersendiri dan tentu saja dengan berbagai alasan yang melatar belakangi-nya. Ilmu yang membahas tentang tanda disebut semiotik (the study of signs). Bermaksud untuk membongkar mitos dalam foto esai ini, semiotika konotasi menjadi dasar penelitiannya. Foto yang menjadi objek penelitian ini adalah foto esai Mimpi Buruk Rafi karya Heri Juanda yang menjadi pemenang foto terbaik Tempo 2009 kategori foto esai. Dengan menyuguhkan keseharian bocah lelaki bernama Rafi. Rafi dan Ayahnya, Asnawi adalah keluarga petani yang menjadi korban tsunami, ibunya Nasriah meninggal dunia akibat bencana itu. Dulu nya, mereka tinggal di Desa Punge, Banda Aceh. Tapi setelah tsunami mereka pindah ke tempat penampungan yang disediakan. Rafi mulai menderita gizi buruk saat mulai pindah ke tempat penampungan, makanan yang kurang mencukupi asupan gizi membuat dia perlahan-lahan sakit sampai akhirnya dia tak mampu berdiri. Beberapa kali Rafi pernah dibawa kerumah sakit, tapi karena keterbatasan biaya, kondisi nya tidak kunjung membaik. Dokter memvonis dia mengalami kurang asupan gizi. Sampai akhirnya ayahnya memutuskan untuk merawatnya di rumah. Sejak kemunculannya di Majalah Tempo pada edisi 5 Januari 2009, beberapa pihak mulai tertarik untuk memberikan bantuan. Ironisnya, sebelum itu tercapai Rafi telah menghadap ilahi. Dia meninggal tepat pada tanggal 26 Desember 2008. Secara kritis, foto ini diam-diam menjitak pemerintah yang mulai melupakan korban bencana alam tsunami. Lucunya, hal ini terjadi saat Indonesia yang saat itu sedang berhamburan uang dari negara donor. Gizi buruk telah menjadi momok bahkan sebelum Indonesia merdeka. Kemiskinan yang tak kunjung mereda menambah tingkat penderita gizi buruk, bahkan untuk anakanak. Keberadaan foto esai ini sebagai bentuk kritik sosial yang dapat membuka mata hati kita melihat sekeliling.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Semiotika, foto esai |
Subjects: | Komunikasi > Jurnalisme |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 29 May 2013 09:41 |
Last Modified: | 29 May 2013 09:41 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/1897 |
Actions (login required)
View Item |