EVALUASI POTENSI PENCAIRAN TANAH (LIQUEFACTION) AKIBAT GEMPA Studi Kasus: Di Bagian Timur Kota Yogyakarta

Hatmoko, John Tri and Lulie, Yohannes (2008) EVALUASI POTENSI PENCAIRAN TANAH (LIQUEFACTION) AKIBAT GEMPA Studi Kasus: Di Bagian Timur Kota Yogyakarta. In: Konferensi Nasional Teknik Sipil 2 (KoNTekS 2), 6 - 7 Juni 2008, Yogyakarta, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
no 15. evaluasi potensi.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
rw.15.pdf

Download (739kB) | Preview

Abstract

Secara Geoteknik , tanah di Yogyakarta merupakan lapisan tanah pasir yang sangat tebal sampai dengan kedalaman 60 meter dari permukaan tanah. Gradasi tanah pasir relatif seragam dengan nilai N-SPT cukup rendah pada daerah dekat permukaan, dan cukup tinggi pada kedalaman-kedalaman tertentu. Muka air tanah terletak pada kedalaman sekitar 12 meter pada musim kemarau dan naik menjadi sekitar 4 sampai 6 meter pada saat musim penghujan. Jenis pelapisan tanah tersebut serta kondisi muka air tanahnya akan sangat mungkin terjadinya peristiwa pencairan tanah (liquefaction) pada saat terjadi gempa. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi potensi liquefaction yang kemungkinan besar akan terjadi di bagian timur kota Yogyakarta. Data penelitian ini merupakan data sekunder untuk hasil-hasil pengujian Cone Penetration Test (Sondir) dan bor dalam yang diambil dari hasil pengujian tanah pada saat pembangunan kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta di Jl. Babarsari No. 44, yang dilakukan pada tahun 1993 serta pembangunan kampus Universitas Atma Jaya Yogyakarta (FISIPOL) pada tahun 2005. Jumlah data sondir kurang lebih ada 30 hasil pengujian yang dilengkapi dengan kurang lebih 8 data hasil pengujian pengeboran. Sedangkan sifat-sifat fisik sifat-sifat mekanik dilakukan pengujian di Laboratorium Penyelidikan Tanah Fakultas Teknik Universitas Atma Jaya Yogyakarta. Menurut hasil analisis, Cyclic Stress Ratio (CSR) yang diperoleh berdasarkan data gempa yang terjadi dimasa lampau relative kecil dibandingkan dengan harga Cyclic Resistance Ratio (CRR) pada setiap kedalaman. Hal ini disebabkan oleh dua hal: yang pertama, rasio percepatan horizontal dengan percepatan gravitasi kecil ( 0,03; 0,116; 0,123 dan 0,142). kedua, rasio antara tegangan total dan tegangan efektif relative kecil. Jika hasil CRR dan CSR yang diperoleh dibandingkan, tidak ada zona kedalaman tertentu yang menghasilkan angka keamanan lebih kecil dari 1. Dengan demikian, pada masa lampau di kota Yogyakarta tidak pernah terjadi peristiwa liquefaction. Namun demikian, dimasa mendatang pada periode 100 tahunan di Yogyakarta dimungkinkan terjadi peristiwa gempa yang cukup besar. Seandainya pada masa mendatang di Yogyakarta terjadi peristiwa gempa besar dengan M= 8,0 dan M= 8,5., besaran gempa tersebut akan menghasilkan rasio antara percepatan horizontal dan percepatan gravitasi berturut-turut 0,267 dan 0,416 , dan akan mengakibatkan terjadinya zona-zona liquefaction pada kedalaman antara 0,00 sampai dengan 13,00 meter

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: liquefaction, sondir, bor dalam, Cyclic Stress Ratio (CSR), Cyclic Resistance Ratio (CRR).
Subjects: Sipil > Struktur
Sipil > Struktur
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: wiwid bartolomeus wijayanto
Date Deposited: 26 Jul 2019 05:43
Last Modified: 26 Jul 2019 05:51
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/19579

Actions (login required)

View Item View Item