Rismayanti, Rebekka Peran Film dalam Membentuk Konsep Diri Remaja (Studi pada Film Dilan 1990 di Kalangan Remaja Yogyakarta). [Research]
Text
Laporan Penelitian_REBEKKA.pdf Restricted to Repository staff only Download (6MB) |
Abstract
Film saat ini menjadi sarana hiburan yang disukai oleh masyarakat pada umumnya. Di Indonesia, Saraswati (2017) mengklaim bahwa iklim industri film Indonesia semakin baik. Faktanya, sebuah film bukan hanya sarana hiburan, tetapi juga media pencipta yang persuasif untuk menyampaikan ide kepada penonton. Selain itu, adegan film dapat tampil sebagai model atau standar dalam membentuk kebiasaan atau konsep diri seseorang, terutama untuk remaja. Penelitian ini bertujuan menggambarkan peran film Dilan 1990 membentuk konsep diri remaja di Yogyakarta. Penelitian deskriptif kualitatif ini menggunakan Focus Group Discussion (FGD) untuk mendapatkan data primer. Terdapat 10 informan, yang terdiri dari 5 remaja pria dan 5 remaja wanita, siswa sekolah menengah atas (SMA) yang telah menonton Dilan 1990 lebih dari sekali. Analisis data penelitian menggunakan model Miles dan Huberman (dalam Narendra, 2008): reduksi data, penyajian data, dan (pengambilan) kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan menonton Dilan 1990 untuk tujuan hubungan afektif dan relasi sosial. Namun, dari aspek gender, berbicara tentang alasan mereka menonton film untuk pertama kalinya, informan pria didorong oleh alasan yang sangat berbeda dari informan wanita. Informan pria mengklaim bahwa mereka ingin menonton dari mendapat ajakan dari teman Sementara itu, informan perempuan mengakui bahwa mereka tertarik untuk menonton Dilan 1990 karena mereka telah membaca buku dan terpesona oleh cerita tersebut. Setelah menonton film, semua informan mengakui bahwa mereka membandingkan kisah Dilan 1990 dengan kehidupan mereka yang sebenarnya. Informan perempuan menganggap Dilan sebagai pacar yang ideal, karena dia mencintai ibunya, dia dapat mengucapkan permainan kata yang genit namun lucu, dan dia adalah salah satu siswa terbaik di sekolah — walaupun dia adalah pemimpin geng motor. Alhasil, mereka ingin punya pacar yang seperti Dilan. Film ini telah mengubah perspektif mereka tentang anak nakal yang bermain kata. Sementara itu, informan pria berpikir Dilan adalah pria muda yang keren, tampan, mencintai ibunya, adalah salah satu siswa top, setia dan tahu bagaimana berurusan dengan pacarnya, Milea. Informan pria sepertinya ingin menjadi seperti Dilan. Setelah itu, para informan membandingkan kehidupan nyata mereka dengan kehidupan tokoh utama film tersebut. Hasilnya menunjukkan bahwa para informan menganggap diri mereka yang sebenarnya tidak lebih baik daripada kehidupan Dilan yang menjadi diri ideal mereka. Para informan juga merasa bahwa diri ideal juga diri mereka sendiri. Maka disimpulkan bahwa film menyampaikan pesan persuasif yang membentuk standar dan nilai yang diyakini oleh konsumen. Film ini mampu membuat penontonnya membandingkan diri mereka dengan karakter fiksi. Mereka percaya bahwa diri mereka yang sebenarnya (real-self) dan diri mereka yang seharusnya (ought-self) dapat berubah, berdasarkan kriteria yang dibuat oleh karakter film.
Item Type: | Research |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Self concept, teenager, movie |
Subjects: | Komunikasi > Advertising |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | wiwid bartolomeus wijayanto |
Date Deposited: | 14 Aug 2019 06:23 |
Last Modified: | 14 Aug 2019 06:23 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/19657 |
Actions (login required)
View Item |