KHORIS, WENNIVER HENRITA (2018) MUSEUM BUDAYA DAN SEJARAH KALBAR DENGAN PENDEKATAN FILOSOFI KEHIDUPAN MASYARAKAT DAYAK. S1 thesis, UAJY.
Text (WENNIVER HENRITA KHORIS)
TA15822.pdf Restricted to Repository staff only Download (3MB) |
Abstract
Dimasa yang semakin berkembang dan modern ini terdapat kecenderungan untuk terjadinya degradasi atau penurunan nilai budaya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kesadaran terhadap pentingnya pendidikan dan pelestarian budaya. Permasalahan pewarisan budaya menjadi semakin rumit dengan hanya mengandalkan tradisi lisan. Kebudayaan Suku Dayak di Pulau Kalimantan merupakan salah satu kebudayaan yang menggunakan tradisi lisan, dimana tradisi ini cenderung mudah untuk dilupakan. Oleh karena itu, perlu dilakukan usaha untuk menjaga kelestariannya. Kurangnya sarana untuk pendidikan dan pelestarian budaya merupakan kendala yang serius dalam usaha untuk mempertahankan keberadaan nilai-nilai budaya di Kalimantan Barat. Bertolak dari permasalahan tersebutkan dapat dilihat bahwa diperlukan usaha-usaha untuk melanjutkan kegiatan-kegiatan pelestarian budaya yang telah ada, di Kalimantan Barat khususnya, dengan menyediakan sarana yang sesuai dilihat dari kapasitasnya sebagai sarana pendidikan dan pelestarian budaya yaitu museum budaya dan sejarah. Bangunan Museum Budaya dan Sejarah ini merupakan sarana pendukung kebudayaan. Oleh karena itu, dalam wujud rancangannya diharapkan mampu menunjukkan karakter budaya yang diusungnya dan mampu mengkomunikasikannya dengan baik pula. Untuk menggabungkan prinsip-prinsip tradisional tersebut ke dalam rancangan arsitektur masa kini diperlukan pendekatan yang mampu memadukan keduanya dengan baik. Dengan kata lain diperlukan penekanan pada penggunaan unsur-unsur budaya lokal dalam aspek perancangan. Dengan pendekatan filosofi kehidupan masyarakat dayak yang berupa Adil Ka‘Talino, Bacuramin Ka‘ Saruga dan Basengat Ka‘Jubata sebagai prinsip utama pada perancangan museum ini. Pada dasarnya, filosofi ini menjadi dasar kehidupan kebersamaan dan kerukunan pada masyarakat dayak selama bertahun-tahun. Selain itu, arsitektur tradisional dayak menggunakan filosofi ini sebagai prinsip utama pada pembangunan rumah tradisionalnya. Dengan perpaduan antara prinsip kehidupan masyarakat dayak dengan rancangan arsitektur masa kini, diharapkan menghadirkan rancangan bangunan museum selaras dengan budaya namun mengikuti perkembangan jaman. iv Bangunan Museum Budaya dan Sejarah di Pontianak, Kalimantan Barat ini mengambil bentuk dan kesenian arsitektur tradisional suku Dayak yang merupakan suku asli Kalimantan Barat. Pada perancangannya arsitektur tradisional itu kemudian ditransformasikan melalui prinsip kehidupan masyarakat dayak. Transformasi tersebut nantinya terkait pada pola tatanan, bentuk, sirkulasi, gubahan massa, material serta warna pada bangunan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Transformasi, pola tatanan, bentuk, sirkulasi, gubahan massa, material serta warna pada bangunan. |
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Lia natanaelia utami |
Date Deposited: | 03 Sep 2019 05:04 |
Last Modified: | 03 Sep 2019 05:04 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/19848 |
Actions (login required)
View Item |