RUMAH LANSIA DI KABUPATEN MAGELANG David Patuan Sihombing 140115698

Sihombing, David Patuan (2019) RUMAH LANSIA DI KABUPATEN MAGELANG David Patuan Sihombing 140115698. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (David Patuan Sihombing)
TA15698.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (13MB)

Abstract

Proses bertumbuh kembangnya manusia tidak dapat terhindarkan dari kehidupan ini. Mulai dari bayi, balita, remaja, dewasa,hingga lansia. Di Indonesia sendiri kasus tentang lansia sering terabaikan. Hal ini disebabkan karena banyaknya kesibukan manusia seiring berjalannya waktu serta kepedulian sosial yang kian redup. Dari hasil proyeksi penduduk 2010-2035, Indonesia akan memasuki periode lansia (ageing), dimana 10% penduduk akan berusia 60 tahun ke atas di tahun 2020. Adapun sebaran penduduk Lansia menurut provinsi tertinggi adalah DI Yogyakarta (13,4%) dan terendah adalah Papua (2,8%), Provinsi Jawa Tengah menempati posisi kedua dengan angka sebesar 11,8%. Penduduk lanjut usia memerlukan program pelayanan kesejahteraan sosial, guna meningkatkan angka harapan hidupnya melalui program pelayanan kesejahteraan sosial yang terencana, tepat guna dan tetap memiliki karakteristik yang harmonis dalam perlindungan sosial. Menurut BPS Jateng pada tahun 2012 lanjut usia di Kabupaten Magelang adalah sebanyak 98.366 jiwa. Seiring dengan meningkatnya jumlah lansia, turut serta membawa berbagai permasalahan. Permasalahan yang umum pada lansia di daerah pedesaan adalah kemiskinan, ketelantaran, kecacatan, serta tidak adanya sanak saudara yang mendampingi dan memberikan bantuan perekonomian. Hal-hal tersebut membuktikan bahwa dibutuhkannya sebuah Rumah Lansia di Kabupaten Magelang untuk menampung manusia lanjut usia yang terlantar utamanya yang tidak memiliki tempat tinggal. Selanjutnya Kabupaten Magelang sebagai alternatif didirikannya Rumah Lansia di Magelang, guna membimbing dan melayani para manula terlantar agar tercapainya kesejahteraan dan sosialisasi lansia di Jawa Tengah utamanya di Kabupaten Magelang dan sekitarnya. Dengan mengangkat konsep modern architecture “Form follows function” diharapkan lansia tidak hanya mendapatkan tempat penampungan saja, namun mendapatkan tempat bernaung yang memberikan kebahagiaan dan harapan hidup sebagaimana yang dapat diberikan dari sebuah rumah dan lingkungan keluarga terkasihnya. Penekanan desain dilakukan dengan mengolah tata ruang luar dan dalam sesuai dengan fungsi hunian sehingga menciptakan keamanan, kenyamanan seluruh penghuni (homie) tanpa meninggalkan karakter arsitektur modern yang sederhana atau “kubisme” dan bersih selaras dengan iklim tropis Indonesia.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Lansia, modern architecture, form follows function, homie.
Subjects: Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Lia natanaelia utami
Date Deposited: 23 Sep 2019 04:42
Last Modified: 23 Sep 2019 04:42
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20091

Actions (login required)

View Item View Item