POTENSI LENDIR BEKICOT (Achatina fulica (Lam.) B.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KANKER MAMAE TIKUS Sprague-Dawley BETINA YANG DIINDUKSI DMBA (7,12-Dimetilbenz(α)antrasena)

Edison, Aan (2019) POTENSI LENDIR BEKICOT (Achatina fulica (Lam.) B.) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KANKER MAMAE TIKUS Sprague-Dawley BETINA YANG DIINDUKSI DMBA (7,12-Dimetilbenz(α)antrasena). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Awal)
BL016430.pdf

Download (754kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
BL016431.pdf

Download (244kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
BL016432.pdf

Download (769kB) | Preview
[img] Text (Bab III)
BL016433.pdf
Restricted to Registered users only

Download (494kB)
[img] Text (Bab IV)
BL016434.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text (Bab V)
BL016435.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Masyarakat Indonesia yang terdiagnosis kanker tidak dapat tergantung dengan operasi karena biaya yang tidak terjangkau dan ketersediaan obat terapi kanker yang mahal. Berbagai upaya alternatif sedang dilakukan untuk menemukan bahan efek sitotoksik yang bekerja spesifik untuk sel kanker. Penelitian ini bertujuan menguji potensi sifat metabolomik tradisional dari bahan aktif berupa lendir bekicot (Achatina fulica) dalam menghambat pertumbuhan kanker mamae tikus betina Sprague-Dawley. Kelompok tikus betina, masing- masing empat ekor, diinduksi karsinogen 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA) selama lima minggu. Pemberian lendir bekicot dilakukan setiap hari selama tujuh hari pada tikus perlakuan dengan tiga variasi dosis yaitu 15, 20, dan 25 mg/kg BB. Pengamatan diameter dan jumlah dilakukan pada akhir minggu ke-8, 10, 12, 14, dan 16. Pemeriksaan histopatologi mamae dilakukan pada akhir minggu ke-16. Penghambatan rerata diameter benjolan kanker pada tikus diperoleh oleh lendir bekicot dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg BB berturut-turut sebesar 0,40; 0,60; 0,09 cm dan rerata jumlah kanker pada tikus berturut-turut sebanyak 1,50; 0,75; 0,25. Hasil histopatologi mamae diperoleh gambaran pada kelompok jaringan tikus yang diinduksi DMBA terdapat kanker pada minggu ke-16. Kelompok histopatologi mamae perlakuan lendir bekicot dengan dosis 15, 20, dan 25 mg/kg BB menunjukkan gambaran jaringan yang normal dan kesamaan bentuk histopatologi normal yang ditandai dengan keberadaan komponen-komponen utama penyusun jaringan tersebut. Hasil dosis 25 mg/kg BB dapat menghambat jumlah dan diameter benjolan kanker mamae pada tikus yang diinduksi DMBA. Kata Kunci: Lendir Achatina fulica, 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA), kanker, dan mamae tikus betina.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Lendir Achatina fulica, 7,12-dimetilbenz(α)antrasena (DMBA), kanker, dan mamae tikus betina.
Subjects: Teknobiologi > Tekno Industri
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 20 Jan 2020 02:52
Last Modified: 20 Jan 2020 02:52
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20999

Actions (login required)

View Item View Item