IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL

Setiadi, Amos (2015) IDENTIFIKASI PENGELOLAAN SANITASI PADA KAWASAN PERMUKIMAN PERKOTAAN DI KABUPATEN BANTUL. In: Konferensi Nasional Teknik Sipil 9 (KoNTekS 9), 7-8 Oktober 2015, Makasar, Indonesia.

[img]
Preview
Text (Amos Setiadi)
Identifikasi Pengelolaan Sanitasi.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Pelayanan fasilitas sanitasi pada kawasan permukiman perkotaan di Kabupaten Bantul saat ini baru mencapai 83,11% yang terdiri dari 64,18% memenuhi syarat dan 18,44% kurang memenuhi syarat. Dari jumlah yang kurang memenuhi syarat tersebut, sebagian penduduk masih membuang limbah air mandi, cuci dan dapur langsung ke saluran drainase . Kebiasaan ini tidak sesuai dengan prinsip-prinsip sanitasi yang baik. Tanggung jawab terhadap pembangunan fasilitas sanitasi setempat berada pada tingkat keluarga. Sedangkan pemerintah kabupaten Bantul melalui pengelola sektor air limbah Sub Seksi Penyehatan Lingkungan di bawah Seksi Cipta Karya Dinas PU bertugas melaksanakan perencanaan, pengawasan, pengendalian, dan pemanfaatan sarana dan prasarana di bidang teknik penyehatan. Di Kabupaten Bantul terdapat fasilitas sanitasi komunal untuk keperluan buang air besar sebanyak 40.607 unit untuk pemakaian bersama dalam lingkup 10 KK per unit, dan untuk pemakaian bersifat umum sebanyak 2.591 unit dalam lingkup pelayanan mencapai 60 KK per unit. Fasilitas sanitasi komunal dilayani dengan menggunakan MCK (Mandi, Cuci, Kakus). Penelitian ini termasuk dalam penelitian deskriptif dan bersifat kualitatif, dilakukan dengan cara pengumpulan data primer dan data sekunder yang mencakup data kependudukan dan data sanitasi di kabupaten Bantul. Data dianalisis dengan mengacu pada pedoman dan peraturan khususnya yang terkait dengan sanitasi dalam lingkup Nasional maupun Daerah. Penarikan kesimpulan dilakukan secara deduktif. Temuan dalam studi ini, masyarakat tidak dilibatkan secara aktif dalam desain dan pelaksanaan fasilitas sanitasi dan akibatnya tingkat rasa tanggung jawab masyarakat terhadap fasilitas tersebut menjadi rendah. Untuk keperluan pengolahan air limbah khususnya limbah tinja (IPLT) di wilayah kabupaten Bantul belum tersedia faslitas pengolahan yang bersifat komunal. Sedangkan fasilitas pengolahan air limbah terpusat di Kabupaten Bantul sudah tersedia IPAL Sewon, namun sampai kondisi saat ini pelayanannya belum mencakup wilayah Bantul, namun masih sebatas perkotaan untuk Kota Yogyakarta dan sebagian wilayah Kabupaten Sleman.

Item Type: Conference or Workshop Item (Paper)
Uncontrolled Keywords: Sanitasi, Kawasan, Permukiman, Perkotaan
Subjects: Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 11 Nov 2020 03:46
Last Modified: 11 Nov 2020 03:46
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/22438

Actions (login required)

View Item View Item