PENGEMBANGAN KOMUNITAS MELALUI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL GRIYA PANGAN ALAMI (GRIPA) DI DUSUN SANGGRAHAN

Palungan, Lodwick Vincent (2021) PENGEMBANGAN KOMUNITAS MELALUI KEWIRAUSAHAAN SOSIAL GRIYA PANGAN ALAMI (GRIPA) DI DUSUN SANGGRAHAN. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (Lodwick Vincent Palungan)
1610060111.pdf

Download (4MB) | Preview
[img] Text
1610060112.pdf
Restricted to Registered users only

Download (339kB)
[img] Text
1610060113.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)

Abstract

Hambatan dalam pengembangan komunitas berdasarkan pendampingan yang dilakukan Pengelola GRIPA terhadap komunitas dampingan tahun 2017 adalah kurangnya partisipasi masyarakat dalam pelatihan-pelatihan yang sudah dikembangkan oleh GRIPA. Masyarakat pesimis terhadap program pemanfaatan lahan pekarangan. Masyarakat tidak mampu mengelola lingkungan mereka. Masyarakat khawatir dengan tingkat pengeluaran dan pemasukan. Masyarakat memiliki budaya untuk membeli di pasar dibandingkan menanam sendiri. Masyarakat belum sadar terhadap isu lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah pemikiran baru seperti kewirausahaan sosial, dan peran aktif pihak lain untuk menyiapkan sumber daya manusia terdidik yang mampu menghadapi berbagai tantangan kehidupan. Perkumpulan SASMITA memiliki unit usaha yaitu GRIPA (Griya Pangan Alami). GRIPA merupakan unit kewirausahaan sosial yang dikembangkan dan dikelola oleh Perkumpulan SASMITA, bekerja sama dengan komunitas mitra yang berada di wilayah Dusun Sanggrahan, Desa Tlogoadi, Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman, Yogyakarta. Proses pengembangan komunitas dampingan di Dusun Sanggrahan yang dilakukan oleh Perkumpulan SASMITA adalah melalui sektor pertanian, yaitu dengan memanfaatkan lahan pekarangan dan bercocok tanam secara organik. Pemanfaatan lahan dan bercocok tanam secara organik ini dimulai dari pelatihan dan penjelasan hingga pembentukan lahan sampai pada proses memanen hasil. Tujuan pengelola GRIPA memilih pengembangan secara organik adalah supaya komunitas dapat menghasilkan sayuran sehat yang bisa dikonsumsi oleh mereka sendiri. Kemudian hasil organik dari komunitas berbeda dengan sayuran yang sering ada di pasaran. Tujuan dari penelitian ini adalah: (1) Mengetahui proses persiapan dan pengembangan komunitas dampingan di sektor pertanian melalui kewirausahaan sosial GRIPA. (2) Mengetahui bagaimana proses pelaksanaan kewirausahaan sosial GRIPA. (3) Menganalisis hasil yang berdampak pada aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan komunitas dampingan. Definisi konsep dari pengembangan komunitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan terpadu, pemberdayaan, keberlanjutan, kepemilikan komunitas, kemandirian, kerja sama, dan partisipasi. Definisi konsep dari kewirausahaan sosial adalah produksi, pemasaran, dan inovasi. Definisi dari hasil pengembangan komunitas adalah sosial, ekonomi, lingkungan. Jenis penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi. Peneliti menentukan informan yaitu Pengelola GRIPA dan komunitas dampingan berdasarkan pertimbangan terhadap informan yang akan memberikan data yang diperlukan. Cara analisis data yang digunakan yaitu dengan mendeskripsikan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Dalam menguji keabsahan data, peneliti menggunakan teknik triangulasi, yaitu teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Pengelola GRIPA menyiapkan dan mengembangkan komunitas dampingan untuk berproduksi di sektor pertanian melalui kewirausahaan sosial GRIPA. Kesulitan yang dialami oleh Pengelola GRIPA dalam proses pengembangan komunitas adalah sikap pesimis dari masyarakat terhadap program ini dan kurangnya partisipasi dari masyarakat. Pengelola GRIPA mengembangkan komunitas dengan cara melakukan pendekatan, pengorganisasian komunitas, pelatihan, hingga pemanfaatan lahan pekarangan rumah masing-masing. Terdapat istilah ‘hulu’ dan ‘hilir’ di dalam proses pengembangan kewirausahaan ini. Semua proses pengembangan dimulai dari ‘hulu’ yang merupakan kegiatan pengelolaan media tanam, kompos, dan penyemaian bibit. Lalu berlanjut ke ‘hilir’ yaitu proses penanaman, pendampingan komunitas dampingan, dan proses pemasaran hasil komunitas.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: pengembangan komunitas, kewirausahaan sosial, hasil pengembangan
Subjects: Sosiologi > Business
Divisions: Fakultas ISIP > Sosiologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 24 Feb 2021 20:47
Last Modified: 24 Feb 2021 20:47
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/23361

Actions (login required)

View Item View Item