Mughiroh, Ainun Fitri (2022) PROSES SELF DISCLOSURE KELOMPOK WARIA DALAM MEMPERTAHANKAN IDENTITAS BUDAYA (Studi Kasus Self Disclosure Waria pada Pengajar Keagamaan di Pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta). S2 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
|
Text (Ainun Fitri Mughiroh)
195503108_bab 0.pdf Download (579kB) | Preview |
|
|
Text
195503108_bab 1.pdf Download (594kB) | Preview |
|
|
Text
195503108_bab 2.pdf Download (573kB) | Preview |
|
Text
195503108_bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (296kB) |
||
Text
195503108_bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text
195503108_bab 5.pdf Download (502kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini berangkat dari diskriminasi mayoritas masyarakat kepada kelompok waria, karena dianggap menentang apa yang sudah ditetapkan Tuhan. Hadirnya pesantren waria membentuk harapan bagi pakar hukum Islam bahwa dengan pesantren kelompok waria dapat kembali pada gender semula yaitu laki-laki. Hal tersebut secara tidak langsung ditolak oleh kelompok waria, karena upaya pesantren didirikan adalah agar waria dapat beribadah dengan tenang dan tidak ada keterpaksaan baik dalam berpakaian dan lain sebagainya. Pada pesantren waria, pengajar keagamaan menjadi bagian penting dalam kehidupan waria di pesantren. Sehingga waria perlu mempertahankan identitas budayanya pada pengajar keagamaan. Hal tersebut dikarenakan pengajar keagamaan bukan bagian dari kelompok waria. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui proses self disclosure kelompok waria pada pengajar keagamaan dalam mempertahankan identitas budaya. Penelitian ini menggunakan teori identitas budaya. Metode yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam pada empat santri waria di pondok pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta, observasi di pondok pesantren Waria Al-Fatah Yogyakarta, dan dokumentasi berupa arsip, foto, video dan artikel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tahap proses self disclosure kelompok waria terhadap pengajar keagamaan dalam mempertahankan identitas budaya dimulai dari: 1) tahap orientasi dengan menyebutkan identitas nama, mengungkapkan motivasi kelompok waria masuk pesantren, dan alasan menjadi seorang waria. 2) tahap penjajakan afektif dengan mengungkapkan awal mula melakukan penerimaan diri atau coming in. 3) tahap pertukaran afektif yaitu ditandai dengan adanya konflik antara waria dengan pengajar keagamaan. 4) tahap pertukaran stabil yang ditandai oleh terjadinya pemahaman bersama yang terjadi antara kelompok waria dengan pengajar keagamaan terkait identitas budaya kelompok waria.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Proses Self Disclosure, Waria, Identitas Budaya, Pesantren Waria, Pengajar Keagamaan. |
Subjects: | Magister Ilmu Komunikasi > Manajemen Media Digital |
Divisions: | Pasca Sarjana > Magister Ilmu Komunikasi |
Depositing User: | Editor 3 uajy |
Date Deposited: | 24 May 2022 08:33 |
Last Modified: | 24 May 2022 08:33 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/26912 |
Actions (login required)
View Item |