USULAN STANDAR KERJA PADA RUMAH PRODUKSI TEPUNG PANIR UNTUK MENGURANGI RISIKO KONTAMINASI KUTU DAN JAMUR

Prayogo, Penta (2023) USULAN STANDAR KERJA PADA RUMAH PRODUKSI TEPUNG PANIR UNTUK MENGURANGI RISIKO KONTAMINASI KUTU DAN JAMUR. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (Penta Prayogo)
180609621_Bab 0.pdf

Download (397kB) | Preview
[img]
Preview
Text
180609621_Bab 1.pdf

Download (104kB) | Preview
[img]
Preview
Text
180609621_Bab 2.pdf

Download (467kB) | Preview
[img] Text
180609621_Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (306kB)
[img] Text
180609621_Bab 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text
180609621_Bab 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text
180609621_Bab 6.pdf
Restricted to Registered users only

Download (591kB)
[img]
Preview
Text
180609621_Bab 7.pdf

Download (114kB) | Preview

Abstract

CV. X adalah perusahaan yang bergerak pada produksi tepung panir. Dari hasil wawancara dengan stakeholder (manajer produksi, supervisor, dan karyawan), diketahui CV. X memiliki permasalahan tepung panir yang telah dikirim diretur oleh konsumen akibat kutu dan jamur pada tepung panir. Tujuan penelitian ini adalah mengurangi risiko produk diretur akibat kutu dan jamur. Solusi yang diberikan tidak boleh menurunkan angka produksi (500 sak/hari), dana yang digunakan jika dilakukan implementasi tidak melebihi Rp 5.000.000,00, serta tidak mengubah bentuk bangunan dan tidak melakukan perubahan besar pada fasilitas produksi, dan tidak menambah jam kerja pada setiap shift-nya. Analisis penyebab masalah dilakukan menggunakan fishbone diagram dan interrelationship diagram untuk mengidentifikasi keterkaitan antar masalah. Diskusi dengan stakeholder pun dilakukan untuk membangkitkan alternatif solusi yang dikehendaki. Hasil diskusi memberikan tiga alternatif solusi yaitu membuat standar baru, membuat alat untuk mengukur suhu dan kelembaban dan hybrid (campuran dari membuat standar baru dan membuat alat untuk mengukur suhu dan kelembaban). Solusi terpilih dengan menggunakan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah membuat standar baru, yaitu Good Manufacturing Practice (GMP). Hasil penelitian menemukan bahwa skor GMP sebelum perbaikan adalah 43,013% yang berarti perusahaan belum mengimplementasikan standar good manufacturing practice dengan benar. Usulan yang diberikan adalah peningkatan skor GMP untuk tiga kategori yaitu area penyimpanan, kebersihan umum, operasional. Perhitungan waktu baku juga dilakukan untuk memastikan jumlah produksi tidak menurun walaupun menerapkan GMP. Selain itu, dibuatkan standar kerja sesuai penerapan GMP, juga dilakukan serangkaian pengadaan barang untuk mendukung standar GMP. Implementasi tidak menyebabkan penurunan jumlah produksi serta masih berada dalam batasan dana yang diberikan yaitu Rp 5.000.000,00. Hasil yang dapat diperoleh adalah kenaikan skor GMP menjadi 62,60%.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Produk retur, Good Manufacturing Practice, Analytical Hierarchy Practice, Time study.
Subjects: Teknik Industri > Sistem Kerja
Divisions: Fakultas Teknologi Industri > Teknik Industri
Depositing User: Editor 3 uajy
Date Deposited: 08 Jun 2023 18:19
Last Modified: 08 Jun 2023 18:19
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/29107

Actions (login required)

View Item View Item