W, YP. DANY CHRIS (2009) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN “CINEMA COMPLEX” DI YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TA11708.pdf Download (289kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TA11708.pdf Download (150kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TA11708.pdf Download (244kB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TA11708.pdf Restricted to Registered users only Download (421kB) |
||
Text (Bab IV)
4TA11708.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
Text (Bab V)
5TA11708.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
|
Text (Bab VI)
6TA11708.pdf Download (708kB) | Preview |
Abstract
Dalam hiburan audio-visual, film atau sinema merupakan hiburan yang paling digemari. Di belahan bumi lain perfilman menjadi salah satu sumber penghasilan negara yang penting. Di Indonesia sendiri, perfilman nasional mulai menggeliat kembali, perkembangan ini dapat dilihat dari semakin banyaknya film-film Indonesia yang dibuat dan munculnya sineas-sineas baru, meskipun jumlah produksi film nasional masih dapat dikatakan sangat sedikit per tahunnya. Pada umumnya di Indonesia, target pasar bagi usaha entertainment tersebut adalah umur produktif 20 – 30 tahun. Umur produktif yang dimaksud di sini lebih kepada range umur yang mengikuti trend atau kemajuan film. Minat masyarakat terhadap film sangat besar, ini dapat dilihat dari hasil penjualan tiket yang kadang sering habis terjual setiap film barunya. Di Yogyakarta, minat masyarakat terhadap film sendiri sangat terlihat jelas. Hal ini dilihat dari keadaan saat release atau premier film-film baru yang dianggap bermutu, calon penonton memenuhi setiap studio. Dari sini dapat dilihat bahwa kapasitas bioskop sebenarnya tidak sebanding dengan jumlah calon penonton. Minimnya kapasitas bioskop akhirnya tidak dapat mengakomodasi kebutuhan calon penonton secara optimal karena tingginya tingkat kuantitas calon penonton. Kota Yogyakarta merupakan kota pelajar, sehingga menjadi pusat tujuan pendidikan baik dalam maupun luar kota. Dengan dasar itu, penduduk kota Yogyakarta lebih banyak para pendatang khususnya pelajar dan mahasiswa yang secara umum masuk dalam usia produktif di atas. Dalam menonton sebuah film, sebuah imajinasi dan fantasi perlu untuk dijaga dan tersampaikan sehingga penonton dapat menikmati sebuah film secara utuh. Apresiasi penonton tidak saja hanya melalui film yang ditontonnya, namun dapat juga dihasilkan melalui tatanan ruang-dalam yang mendukung untuk menciptakan imaginasi dan fantasi yang diinginkan, sehingga apresiasi penonton tidak hanya dihasilkan saat menonton saja, tetapi juga saat pertama memasuki bangunan.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 11 Jul 2013 10:46 |
Last Modified: | 11 Jul 2013 10:46 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/2974 |
Actions (login required)
View Item |