PERANCANGAN TAMAN KULINER DI MUNTILAN DENGAN PENDEKATAN EKO KULTUR

Kirani, Agata Jeni Puspa (2023) PERANCANGAN TAMAN KULINER DI MUNTILAN DENGAN PENDEKATAN EKO KULTUR. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

Preview	Text (Agata Jeni Puspa Kirani) 190117658_Bab 0.pdf Download (775kB) | Preview
Preview	Text 190117658_Bab 1.pdf Download (459kB) | Preview
Preview	Text 190117658_Bab 2.pdf Download (957kB) | Preview
	Text 190117658_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (191kB)
	Text 190117658_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB)
	Text 190117658_Bab 5.pdf Restricted to Registered users only Download (69MB)

Abstract

Muntilan merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Magelang. Muntilan berada pada posisi yang strategis karena kecamatan ini merupakan jalur penghubung antara Yogyakarta dengan Semarang. Kecamatan ini juga dikenal dengan beberapa kulinernya yang sudah terkenal hingga daerah-daerah sekitarnya. Muntilan juga merupakan jalan untuk menuju Kawasan wisata Candi Borobudur dari daerah Yogyakarta, sehingga sangat berpotensi sebagai daerah wisata yang bisa menaikkan ekonomi masyarakat. Namun, saat ini belum terlalu banyak tempat wisata khususnya wisata kuliner bagi masyarakat. Banyak juga pedagang kaki lima yang masih berjualan di area pinggir jalan salah satunya di Jl. Kr Gunungpring, sehingga kawasan kurang tertata. Area kuliner juga ada di sisi Taman Bambu Runcing yang berada di jalan protokoler, namun keberadaannya masih terlihat kurang bersih dan tidak adanya area parker, sehingga kurang optimal. Beberapa isu tersebut menjadi dasar dalam perancangan taman kuliner ini. Dalam mengatasi isu tersebut, digunakan metode penelitian secara kualiatif dan kuantitatif. Metode kualitatif digunakan dalam pengolahan narasumber, seperti wawancara, dan dokumentasi. Sedangkan kuantitatif digunakkan untuk menunjukkan hasil pengolahan data. Pendekatan eko kultur dipilih sebagai acuan desain, dengan pertimbangan banyaknya anak muda yang sering jajan atau berkumpul di luar ruangan sebagai salah satu kultur “nongkrong” setempat, dan juga tenant jualan bisa didesain sesuai perkembangan zaman. Hasil yang diharapkan merupakan taman kuliner yang menyediakan ruang terbuka publik sebagai tempat untuk berkumpul dan wisata keluarga dengan pendekatan Eko Kultur.

Actions (login required)

View Item