Banju, Generosus Umbu (2023) MORFOLOGI KAWASAN MANANGAMESI, SUMBA TIMUR. S2 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
|
Text (Generosus Umbu Banju)
215418821_Bab 0.pdf Download (1MB) | Preview |
|
|
Text
215418821_Bab 1.pdf Download (588kB) | Preview |
|
|
Text
215418821_Bab 2.pdf Download (528kB) | Preview |
|
Text
215418821_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (767kB) |
||
Text
215418821_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
||
|
Text
215418821_Bab 5.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Arsitektur dan bentuk ruang Kota Lama Waingapu hasil dari perkembangan Pelabuhan Manangamesi, mengkaji hubungan yang terjadi antara ruang kota dengan unsur morfologi yang melatarbelakanginya, sehingga dapat diperoleh gambaran permasalahan di dalamnya sampai saat ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk memberikan usulan faktor-faktor yang dapat diintegrasikan dari Kawasan Manangamesi menggunakan kajian teori perkembangan kawasan, analisis jaringan perkotaan, preristen dan permanensi, menggunakan metodologi deskriptif kualitatif. Analisis Garis waktu pemicu sejarah, kerangka morfologis, perubahan sepanjang waktu. Hasil dari penelitian dapat disimpulkan bahwa, Kawasan Manangamesi adalah kawasan multifungsi karena terbentuk dari letak geografi muara sebagai tempat berlabuh para nelayan serta pertukaran barang (barter) antara suku pedalaman dan penduduk pesisir pantai pada masa sebelum Pemerintahan Swapraja. Kawasan Manangamesi mulai berkembang pada masa pendudukan Kolonial Belanda, dimana pusat pemerintahan dan fasilitas pendukung dibangun pada Kawasan Manangamesi seperti kantor, pelabuhan, jalan, dan pasar. Masa kemerdekaan Indonesia, Kawasan Manangamesi mulai mencapai puncak kejayaan, dimana pusat ekonomi dan pemerintahan berada pada kawasan ini sebagai ibu kota pertama di Pulau Sumba. Pembangunan jalan baru mulai terlihat lebih masif dari sebelumnya, blok mulai bertambah ke segala arah karena pertumbuhan penduduk, pelabuhan makin diperluas dan digunakan sebagai pelabuhan utama komersial dan barang. Faktor perkotaan yang mempengaruhi perubahan morfologi Kawasan Manangamesi yaitu, perkembangan teknologi, kapasitas pelabuhan yang kecil, serta masuknya sedimentasi di area pelabuhan yang berasal dari Kali Payeti menjadikan Pelabuhan Manangamesi bukan lagi prioritas dermaga utama. Penurunan dari sektor ekonomi dikarenakan relokasi pasar menuju Kawasan Matawai. Keberadaan Pasar Manangamesi yang terlalu dekat dengan bibir pantai, memungkinkan air pasang masuk ke area pasar penyebab berkurangnya mangrove dan alih fungsi lahan sebagai area parkir kapal nelayan. Kawasan Pecinan dan Kampung Bugis mengalami penurunan akibat dari keberadaan supermarket di Kawasan Manangamesi, terlihat toko – toko pada blok Pecinan terbengkalai serta tidak berpenghuni, karena adanya kesenjangan dan masyarakat memilih supermarket untuk memenuhi kebutuhan harian mereka. Berikut elemen yang presisten pada Kawasan Manangamesi adalah laut dan Kali Payeti, sedangkan elemen yang mengalami perubahan yaitu, Pelabuhan Manangamesi, Gedung Kantor Bupati, Rumah Jabatan Bupati, alun-alun, Kampung Pecinan, Masjid, jalan, blok dan bangunan pemukiman pada kawasan yang mengalami pertumbuhan , perubahan elemen dapat dilihat dari bentuk dan fungsinya. Sedangkan elemen-elemen yang mengalami penurunan mengarah pada kepunahan yaitu, Pasar Manangamesi dan Hutan Mangrove.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Pelabuhan Manangamesi, Kota Waingapu, Kawasan Manangamesi, Degradasi, komparasi, interdisipliner, Morfologi Kawasan, Pecinan, presisten, permanensi, Pemerintahan Swapraja. |
Subjects: | Magister Teknik Arsitektur > Digital Arsitektur |
Divisions: | Pasca Sarjana > Magister Teknik Arsitektur |
Depositing User: | Editor 3 uajy |
Date Deposited: | 28 May 2024 16:02 |
Last Modified: | 28 May 2024 16:02 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/31722 |
Actions (login required)
View Item |