PERSEPSI MASYARAKAT BABARSARI PADA MAHASISWA INDONESIA TIMUR BERDASARKAN KASUS KERUSUHAN: (Studi Kasus di Babarsari Yogyakarta)

Mahendra, I Ketut Imanuel Adi Yudha (2025) PERSEPSI MASYARAKAT BABARSARI PADA MAHASISWA INDONESIA TIMUR BERDASARKAN KASUS KERUSUHAN: (Studi Kasus di Babarsari Yogyakarta). S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA.

[img] Text (I Ketut Imanuel Adi Yudha Mahendra)
190907032_Bab 0.pdf

Download (877kB)
[img] Text
190907032_Bab 1.pdf

Download (609kB)
[img] Text
190907032_Bab 2.pdf

Download (598kB)
[img] Text
190907032_Bab 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (792kB)
[img] Text
190907032_Bab 4.pdf

Download (1MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi masyarakat Babarsari terhadap mahasiswa Indonesia Timur berdasarkan kasus kerusuhan yang terjadi di wilayah tersebut. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan pengumpulan data melalui wawancara dan studi dokumentasi. Data primer diperoleh dari wawancara dengan beberapa informan, yaitu CA (Polsek Depok Timur), WD (Pedukuhan Tambak Bayan), ST (RW Tambak Bayan), dan AH (perwakilan mahasiswa). Sedangkan data sekunder diperoleh dari sumber yang telah ada sebelumnya, seperti profil wilayah Babarsari yang meliputi aspek geografi, ekonomi, dan demografi. Analisis data dilakukan secara kualitatif, dengan menggunakan pendekatan konstruktivisme sosial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Persepsi masyarakat Babarsari terhadap mahasiswa Indonesia Timur sangat beragam. Sebagian menganggap mereka keras dan emosional, namun ada pula yang memandang positif, terutama setelah menjalin interaksi langsung. Mahasiswa Indonesia Timur dilihat sebagai bagian dari dinamika multikultural Babarsari. Pandangan ini dibentuk oleh konstruktivisme sosial—identitas, pengalaman, dan interaksi menjadi kunci dalam membentuk persepsi. Perbedaan adat dan kebiasaan menjadi faktor penting dalam hubungan sosial antara warga lokal dan mahasiswa pendatang. Media juga memengaruhi opini publik, terutama karena sering menyoroti sisi negatif konflik, meskipun masyarakat yang terbuka cenderung menyikapi informasi secara kritis dan objektif. Masyarakat Babarsari pun berupaya memperkenalkan norma lokal Yogyakarta kepada mahasiswa Indonesia Timur sambil tetap menghormati budaya asal mereka. Prinsip “di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung” mencerminkan harapan agar mahasiswa dapat menyesuaikan diri tanpa kehilangan jati diri. Upaya membangun pemahaman melalui dialog, kerja bakti, dan kegiatan sosial bersama menjadi jembatan integrasi budaya. Kegiatan ini diyakini mampu mempererat hubungan, mengurangi prasangka, dan menciptakan kesadaran kolektif menuju hubungan yang harmonis, terbuka, dan minim konflik di masa depan.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Persepsi Masyarakat, Mahasiswa Indonesia Timur, Kerusuhan Babarsari, Konstruktivisme Sosial
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor 3 uajy
Date Deposited: 20 May 2025 10:25
Last Modified: 20 May 2025 10:25
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/34064

Actions (login required)

View Item View Item