KONTROVERSI SANKSI DEWAN KEAMANAN PBB KE IRAN DALAM PEMBERITAAN PERS INDONESIA

Kusmawati, Flori Bertha Ratna (2008) KONTROVERSI SANKSI DEWAN KEAMANAN PBB KE IRAN DALAM PEMBERITAAN PERS INDONESIA. S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0KOM02170.pdf

Download (340kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1KOM02170.pdf

Download (581kB) | Preview
[img] Text (Bab II)
2KOM02170.pdf
Restricted to Registered users only

Download (607kB)
[img] Text (Bab III)
3KOM02170.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img]
Preview
Text (Bab IV)
4KOM02170.pdf

Download (2MB) | Preview

Abstract

Resolusi 1747 dikeluarkan sebagai sanksi tambahan karena Iran tidak mematuhi Resolusi 1737 yang meminta penghentian kegiatan pengayaan uranium.Indonesia sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada awalnya menolak resolusi karena percaya bahwa kegiatan pengayaan uranium Iran bertujuan damai. Namun kemudian. Indonesia merubah keputusannya dengan mendukung resolusi untuk semakin mendorong solusi damai atas masalah nuklir. Keputusan Indonesia itu memicu kontroversi di dalam negeri. Kontroversi terjadi di kalangan anggota DPR dan masyarakat yang diwakili oleh kesatuan mahasiswa berlabel Islam dengan pemerintah. Dukungan Indonesia dianggap sebagai pengkhianatan kepada negara Iran, yang notabene sesama negara Muslim, dan merupakan pelanggaran politik bebas aktif. Peristiwa kontroversi tersebut menarik perhatian peneliti karena dalam setiap pemberitaan bermuatan kontroversi, media dituntut untuk berada di tengah-tengah situasi, artinya media tidak boleh memihak salah satu pihak yang beriikai. Maka penelitian ini menggunakan prinsip objektivitas Westerstahl untuk mengetahui sejauh mana surat kabar mampu mewujudkan objektivitas sebagai kisi-kisi etis dalam memproduksi sebuah berita Untuk mencapai tujuan dad penelitian ini, peneliti menggunakan analisis isi (content analysis) sebagai metodenya. Unit analisis yang digunakan untuk mengukur objektivitas mengacu pads dimensi-dimensi yang menjadi syarat objektivitas berita. Dimensi tersebut antara lain truth diukur dengan sifat fakta dan kelengkapan 5W dan 1 H, relevance diukur dengan nilai berita dan dimensi pemberitaan, balance diukur dengan tipe liputan, dan neutral presentation diukur dengan tema berita. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kompas dan Republika secara umum telah menerapkan prinsip objektivitas dengan baik. Dari 6 kategori yang diteliti, masing-masing surat kabar telah menunjukkan bentuk kepatuhannya pada prinsip objektivitas, yaitu meliputi fakta yang diangkat, kelengkapan 5W dan I H, relevansi pemberitaan, tipe liputan, dan netralitas pemberitaan. Mengenai sifat fakta, jenis fakta yang banyak diangkat dalam 23 berita seputar kontroversi Resolusi DK PBB atas Iran adalah fakta psikologis, yaitu sebesar 81,8% di Kompas dan 58,3% di Republika. Sedangkan kelengkapan 5W & I H di masing-masing surat kabar sudah baik, ditunjukkan dengan lengkapnya unsur what, who, where, dan when, Ketidaklengkapan dijumpai pada unsur why dan how. Kedua surat kabar juga telah memenuhi syarat relevansi, ditunjukkan dengan. seluruh. pemberitaan yang bernilai berita mengarah ke significance, dan berdimensi politik dan pemerintah. Mengenai tipe liputan, Kompas dan Republika lebih banyak menggunakan tipe liputan dua sisi. Sedangkan tema pemberitaan kontroversi Resolusi DK PBB untuk Iran di Kompas cenderung menolak Resolusi, dan Republika menampilkan tema kombinasi, yaitu menyajikan tema penolakan maupun dukungan dalam satu berita sekaligus, sebesar 50% dari keseluruhan pemberitaan

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 01 Aug 2013 10:24
Last Modified: 01 Aug 2013 10:24
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/3462

Actions (login required)

View Item View Item