PENGHAMBATAN SABUN MANDI CAIR BERBAHAN AKTIF TRICLOSAN TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DI DAERAH BABARSARI, SLEMAN, YOGYAKARTA

Simon, Kenny (2012) PENGHAMBATAN SABUN MANDI CAIR BERBAHAN AKTIF TRICLOSAN TERHADAP PERTUMBUHAN Staphylococcus aureus DI DAERAH BABARSARI, SLEMAN, YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0BL01005.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1BL01005.pdf

Download (211kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab II)
2BL01005.pdf

Download (982kB) | Preview
[img] Text (Bab III)
3BL01005.pdf
Restricted to Registered users only

Download (236kB)
[img] Text (Bab IV)
4BL01005.pdf
Restricted to Registered users only

Download (479kB)
[img]
Preview
Text (Bab V)
5BL01005.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Staphylococcus aureus merupakan mikrobia dengan habitat alami pada manusia. Bila sistem imun manusia dalam keadaan lemah menimbulkan infeksi kulit minor seperti jerawat, impetigo, cellulitsfolliculitis, kulit mengelupas, hingga penyakit mematikan seperti pneumonia, meningitis, osteomyelitis, endocarditis, dan toxic shock syndrome dan bila tidak ditangani secara efektif, akan dapat menimbulkan kematian pada manusia. Penggunaan agen antibakteri yang salah, yang digunakan untuk mencegah penularan patogen, dan antibiotika yang digunakan untuk menangani infeksi selama beberapa dekade ini telah menimbulkan masalah resistensi antibiotika dan antibakteria yang serius. Triclosan adalah senyawa yang memiliki potensi untuk menciptakan resistensi antibakterial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola penghambatan sabun mandi cair yang berbahan aktif triclosan terhadap pertumbuhan S. aureus yang diisolasi dari kulit probandus di daerah Babarsari, Sleman, Yogyakarta. Isolasi S. aureus dari kulit probandus dilakukan dengan menumbuhkan sampel pada medium Mannitol Salt Agar dan medium Staphylococcus agar No. 110. Pada penelitian ini dilakukan perlakukan dengan 2 macam sabun cair antibakteri berbahan aktif triclosan terhadap 20 sampel S. aureus yang diisolasi dari kulit probandus dan sebagai kontrol digunakan isolat S. aureus ATCC 6538. Parameter yang diukur adalah luas zona penghambatan. Hasil isolasi menyatakan bahwa isolat yang diambil dari kulit probandus adalah Staphylococcus aureus dengan koloni kekuningan, Gram positif, non-motil, katalase positif, mereduksi nitrat, mempeptonisasi susu, melakukan fermentasi karbohidrat, membentuk indol, menghasilkan asetoin, menghasilkan koagulase, menghasilkan gelatinase dan tidak dapat menghidrolisis pati. Hasil Statistik menunjukan bahwa pada perlakuan sabun A, sampel dapat dikelompokkan menjadi 10 kelompok dan pada perlakuan sabun B menjadi 11 kelompok. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui Sabun A dan sabun B tidak menunjukkan penghambatan pertumbuhan terhadap keseluruhan sampel isolat S. aureus yang diisolasi dari daerah Babarsari, Sleman, DIY dibandingkan dengan kontrol S. aureus ATCC 6538, Sabun A tidak menunjukkan penghambatan yang lebih besar terhadap tujuh sampel isolat S. aureus dari daerah Babarsari, Sleman, DIY dibandingkan dengan perlakuan sabun B, dan Sabun B tidak menunjukkan penghambatan yang lebih besar terhadap tiga belas sampel isolat S. aureus dari daerah Babarsari, Sleman, DIY dibandingkan dengan perlakuan Sabun A.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Teknobiologi > Tekno Industri
Divisions: Fakultas Teknobiologi > Biologi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 12 Apr 2013 10:41
Last Modified: 12 Apr 2013 10:41
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/365

Actions (login required)

View Item View Item