Manurisa, M. M. Merlyn (2005) LANDASAN KONSEPTUAL PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN SEMINARI TINGGI SANTO PAULUS DI JOGJAKARTA. S1 thesis, UAJY.
|
Text (Halaman Judul)
0TA10753.pdf Download (261kB) | Preview |
|
|
Text (Bab I)
1TA10753.pdf Download (256kB) | Preview |
|
|
Text (Bab II)
2TA10753.pdf Download (485kB) | Preview |
|
Text (Bab III)
3TA10753.pdf Restricted to Registered users only Download (338kB) |
||
Text (Bab IV)
4TA10753.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
||
|
Text (Bab V)
5TA10753.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Sejak hasil Konsili Vatikan II dilaksanakan, terjadi perubahan pada kurikulum pendidikan dan pembinaan iman pada umumnya. Contoh nyata perubahan tersebut yaitu munculnya paradigma hidup menggereja yang bare. Paradigma bare tersebut mempengaruhi dan mengubah konsep pendidikan seminari tinggi di seluruh dunia yang berpola piramide menjadi pola hidup komunal. Fenomena tersebut juga terjadi di Seminari Tinggi Santo Paulus Jogjakarta. Untuk mendukung proses pendidikan dan pembinaan di Seminari Tinggi Santo Paulus, konsep wadah fisik disesuaikan dengan konsep pendidikan yang diterapkan. Namun bangunan Seminari Tinggi Santo Paulus saat ini masih merupakan transformasi dari konsep pendidikan lama, sehingga diperlukan pengembangan wadah fisik. Pengembangan bangunan Seminari Tinggi menuntut perwujudan aplikasi transformasi dari konsep bare yaitu konsep komunal atau konsep paguyuban. Faktor lain yang menyebabkan perlunya dilakukan pengembangan fisik bangunan seminari adalah diberikannya lisensi pada Fakultas Teologi Wedabhakti (FTW), yang berada satu kompleks dengan Seminari Tinggi Santo Paulus dan kebutuhan wadah fisik bagi seminaris yang telah selesai menjalani Tahun Orientasi Pastoral (TOP). Lisensi yang dimaksud adalah sehubungan dengan ijazah lulusan dari FTW dapat digunakan untuk meneruskan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi di universitas seluruh dunia. Hal ini berdampak calon imam dari konggregasi atau wilayah lain yang ingin menuntut pendidikan di FTW bertambah. Para mahasiswa yang pada umumnya calon imam memerlukan tempat tinggal yang diharapkan terletak di dalam kompleks Seminari Tinggi Santo Paulus Jogjakarta. Konsep paguyuban akan diwujudkan pada pengembangan wadah fisik Seminari Tinggi melalui pengolahan tatanan ruang (gubahan ruang dan massa, sirkulasi, elemen pembentuk ruang, layout perabot) serta pengolahan rancangan elemen arsitektural (material, tekstur dan warna) pada ruang dalam dan ruang luar sehingga dapat menciptakan suasana paguyuban. Empat prinsip paguyuban yang dipakai untuk mendasari perencanaan dan perancangan pengembangan bangunan Seminari Tinggi adalah: multisentris, multiformis, musyawarah, pola hubungan kemitraan. Keempat prinsip paguyuban tersebut mempunyai kata kunci sebagai berikut : ruang komunal, interaksi, sirkulasi, teritori, privasi, dan ruang personal.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 29 Oct 2013 13:21 |
Last Modified: | 29 Oct 2013 13:21 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/4186 |
Actions (login required)
View Item |