Suliantoro, Bernadus Wibowo and Susilawati, MD MISTISISME DALAM IMAN KRISTEN (SUATU TINJAUAN DARI ASPEK FILSAFAT & TEOLOGI). [Research]
Text (Penelitian Mata Kuliah Umum)
MKU31701.pdf Restricted to Registered users only Download (2MB) |
Abstract
Salah satu faktor lahirnya mistisisme di bidang agama karena manusia tidak puas dengan menggunakan rasio untuk memahami dan merasakan kebersatuannya dengan Allah. Kejenuhan akan rutinitas upacara dan tata cara listurgis mendorong manusia untuk mencari format baru untuk memuaskan hasrat yang bersifat spiritual. Mistisisme berkembang di dalam berbagai macam agama termasuk didalamnya agama Kristen. Dikalangan teolog maupun umat Kristen eksistensi mistisisme masih ada yang pro dan kontra. Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu eksistensi mistis Kristen dalam kerangka iman Kristen serta pertanggungjawaban epistemologinya. Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan. Pustaka yang dijadikan bahan untuk diteliti terutama yang berkaitan persoalan tentang mistis yang terdapat dalam ajaran agama Kristen diambil antara lain dari ajaran-ajaran resmi gereja, pandangan para teolog maupun filsof yang dimuat dalam jurnal ilmiah maupun buku-buku terkait dengan tema permasalahan tersebut di atas. Langkah-Iangkah penelitian di?mulai dengan mengumpulkan data, disistematisasikan dan direfeksikan secara filosofis.Mistisme sebagai metode untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dapat dibenarkan dalam agama Kristen Katolik sejauh Pribadi Kristus menjadi arah dan pusat orientasi usahanya. Keberhasilan pengalaman mistis disadari bukan semata-mata usaha sang mistikus melainkan lebih pada Rahmat dan Anugerah Tuhan yang lebih dahulu menyapa diri manusia. Keteladanan Yesus berkarya sosial bagi sesamanya, memungkinkan dalam tradisi Kristen Katolik mengembangkan mistis social. Keterlibatan dalam karya nyata membantu mereka yang lemah, miskin, tertindas dapat menjadi media subur mengembangkan mistis sosial. Sumber pengalaman mistik Kristiani dapat digali dari sabda Tuhan dalam kitab suci, sakramen-sakramen maupun sabda Tuhan dalam jemaah yang disebut dengan gereja. Secara epistemologi (filsafat pengetahuan) pengalaman mistis dapat dipertanggungjawabkan karena perjumpaan manusia dengan Tuhan mengatasi batas-batas pengalaman rasio maupun indera sehingga sarana yang digunakan adalah dengan mata hati.
Item Type: | Research |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mistisisme, iman , epistemologi |
Subjects: | Ilmu Hukum > Kenegaraan dan Pemerintah |
Divisions: | Fakultas Hukum > Program Studi Ilmu Hukum |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 29 Sep 2014 11:01 |
Last Modified: | 17 Mar 2015 08:09 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5909 |
Actions (login required)
View Item |