ENGARUH BLIND SPOT PADA PENGEMUDI SEPEDA MOTOR

Lulie, Yohannes and Hatmoko, John Tri ENGARUH BLIND SPOT PADA PENGEMUDI SEPEDA MOTOR. [Research]

Text (Penelitian Teknik Sipil) TS28201.pdf Restricted to Registered users only Download (9MB)

Abstract

Issue yang ingin diangkat dari penelitian ini adalah ketidaksadaran pengendara sepeda motor akan pengaruh blind spot saat mengemudi yang akan mengakibatkan kecelakaan yang membahayakan dirinya dan orang lain. Blind spot adalah posisi di mana seorang pengendara sepeda motor tidak dapap mengetahui posisi kendaraan di dekatnya atau tidak dapat melihat yang akan melintas di depannya karena terhalang pandangannya oleh kenda?raan lain. Perlu adanya penelitian tentang blind spot pengendara sepeda bermotor. Tujuan dari penelitian ini agar dapat memberi gambaran pengetahuan dan harapan dapat mengurangi tingkat terjadinya kecelakaan aki?bat pengaruh blind spot saat mengemudi. Penelitian ini didesain bertujuan untuk mengakses tentang opini, pengalaman pengendara sepeda motor akan blind spot. Jumlah responden 46 orang diambil secara random. Data responden diambil dalam bentuk questioner oleh surveyor. Questioner mencakup pengalaman pribadi akan blind spot sepert: lokasi kejadian, jenis kendaraan yang menutup pandangan, jenis moda yang berpapasan, pengalaman kecelakaan, antisipasi dan tip pengalaman akan blind spot. Hasil kesimpulan penelitian yaitu: Dari populasi seluruh responden 46 pengemudi (100%) sepeda motor semuanya menyatakan pernah mengalami kondisi blind spot sewaktu mengemudi. Tingkat tertinggi kejadian blind spot pada simpang tiga yang belum mempunyai traffic light. Kecepatan tinggi range 40 km/jam ke atas pengemudi mengalami kesulitan menghindari obyek yang tiba-tiba muncul. Apalagi jarak begitu dekat/pendek antara pengemudi dan obyek. Semakin pendek jarak bila dijelajah dengan kecepatan tinggi hanya perlu waktu tempuh yang singkat untuk berbenturan dengan obyek. Perlu dihindari mengemudi kecepatan tinggi memasukl wilayah blind spot agar tidak terjadi kecelakaan. Level antisipasi penge?mudi sewaktu memasuki daerah blind spot berhubungan erat dengan timbulnya resiko kecelakaan. Jumlah kecelakaan tinggi pada tingkat tidak melakukan antisipasi dan kadang-kadang saat mendekati daerah blind spot, masing-masing 44,4% dari 9 pengemudi dan 36,4% dari 11 responden. Tingkat kecelakaan rendah pada level pengemudi melakukan antisipasi saat memasuki daerah blind spot sebesar 23,1 % dari 26 pengemudi. Pengemudi perlu melakukan antisipasi dan menghindari kecelakaan saat mengalami blind spot, seperti: mengendara dengan kecepatan rendah, mengurangi kecepatan (mengerem), keluar dari daerah blind spot, mengklakson, mengklakson+mengedim, mengerem+mengklakson, ke?cepatan rendah+rem+mengklakson. Perlu kedisiplinan pengendara menggunakan helm. 11 pengendara menggunakan helm standard dari 14 pengendara yang pernah mengalami kecelakaan, 3 (tiga) mengalami lecet-Iecet pada helmnya dan 8 (delapan) masih kondisi baik. Sedangkan 3 (tiga) pengemudi yang pernah mengalami kecelakaan yang menggunakan helm tidak standard, 1 (satu) pengemudi mengalami lecet-Iecet pada helmnya, 1 (satu) mengalami luka di kepala dan 1 (satu) helmnya masih baik. Pengalaman blind spot mempengaruhi cara mengemudi. 11 pengemudi yang per?nah mengalami kecelakaan di daerah blind spot dan 32 pengemudi yang tidak pernah mengalami kecelakaan mengklaim bahwa pengalaman mereka akan bind spot mempengaruhi cara mereka selanjutnya mengemudi. Pernyataan 43 pengemudi (93,48%) dari 46 pengemudi ini sewaktu memasuki daerah blind spot harus: kecepatan kendaraan rendah, waspadal hati-hati, konsentrasi/tidak melamun, stand by rem. Potensi bahaya yang mungkin terjadi saat pengemudi sepeda motor hendaknya dapat diantisipasi dari awal. Anjuran bagi pengendara hendaklah mengemudikan kendaraannya secara aman dan dapat bereaksi secara benar pada saat yang tepat, maka secara teoritis suatu kecelakaan dapat dihindari.

Actions (login required)

View Item