EFFEK SUHU PEMBAKARAN ABU AMPAS TEBU (AAT) PADA KUAT TEKAN BEBAS TANAH EKSPANSIF YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR + AAT

Hatmoko , John Tri and Suryadharma, Y. Hendra EFFEK SUHU PEMBAKARAN ABU AMPAS TEBU (AAT) PADA KUAT TEKAN BEBAS TANAH EKSPANSIF YANG DISTABILISASI DENGAN KAPUR + AAT. [Research]

[img] Text (Penelitian Teknik Sipil)
TS13636.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Tanah ekspansif dijumpai di wilayah tandus di Indonesia seperti : Purwodadi, Wonogiri, Gunung Kidul, Cikampek, dan lain tempat di Indonesia. Persoalan-persoalan yang ditimbulkan oleh tanah ekspansif secara visual ditunjukkan oleh pecahnya tanah dipermukaan sehingga membentuk garis yang cukup lebar dan dalam, dan diikuti oleh fenomena pecahnya pondasi bangunan turunnya tanah dasar jalan raya, patahnya pipa-pipa air, dan terjadinya rembesan yang cukup besar pada penampungan air maupun saluran irigasi. Kelemahan utama pada tanah ekspasof adalah potensi kembang susut yang sangat besar. Banyak metode perbaikan tanah ekspansif, baik dalam hal mengurangi kembang susut maupun peningkatan kuat geser sudah banyak dilakukan oleh para peneliti terdahulu, sebagai contoh dengan menambahkan bahan tambah seperti semen, kapur, abu terbang, abu sekam padi, abu ampas tebu ( Kehew, 1995; Hatmoko, 2003, 2005, 2007). Abu ampas tebu (AAT) merupakan bahan limbah yang beberapa tahun belakangan banyak diteliti potensinya untuk meningkatkan kuat desak beton ( Wibowo & Hatmoko, 2001, 2004) dan meningkatkan kuat tekan bebas tanah lempung ( Hatmoko, 2003; 2005). Namun demikian belum pernah diteliti mengenai pengaruh suhu pembakaran AAT pada kuat geser tanah ekspansif, termasuk kuat tekan bebas tanah tersebut. Pada penelitian ini dikaji mengenai pengaruh suhu pembakaran AAT pada kuat tekan bebas tanah ekspansif yang distabilisasi dengan kapur + AAT. Disamping itu, kepadatan maksimum dan kuat tekan bebas tanah juga diteliti. Bahan penelitian berupa AAT diambil dari PG. Madukismo Yogyakarta, tanah diambil dari 3 lokasi yaitu : Wonogiri, Wates dan Godean.Lingkup pengujian meliputi kimia dan mineral tanah, kimia kapur, kimia AAT untuk suhu pembakaran 100, 200,300, 400 dan 500OC. Prosentase kapur dan AAT adalah 8% dan 10% dengan varians suhu pembakaran dan waktu pemeraman. Pengujian pemadatan standard dan kuat tekan bebas mengikuti standard yang berlaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : tanah dapat digolongkan sebagai tanah ekspansif., kapur memenuhi syarat sebagai bahan stabilisasi. Pada suhu pembakaran 200OC diperoleh kadar un sur posolanik : SiO2 + Fe2O3 + Al2O3 optimum sebesar 83,58%.Kepadatan maksimum tanah yang dicampur 8% kapur meningkat berbanding lurus dengan waktu pemeraman. Peningkatan tajam terjadi pada masa pemeraman 36 hari.Kepadatan maksimum tanah + 8% semen + AAT dengan berbagai suhu pembakaran memiliki pola serupa untuk setiap waktu pemeraman. Lonjakan yang cukup signifikans terjadi pada suhu pembakaran 200OC, untuk suhu- suhu pembakaran yang lebih tinggi kenaikan kerpadatan maksimum tidak signifikans.Kuat tekan bebas tanah +8% kapur meningkat lambat dari waktu pemeraman 0 sampai dengan 21 hari. Masa peram 28 hari kenaikan kuat tekan bebas cukup besar dan melonjak cukup besar pada masa pemeraman 36 hari.Kuat tekan bebas tanah + 8% kapur + AAT dengan berbagai suhu pembakaran terjadi lonjakan untuk suhu pembakaran 200OC. Kenaikan kuat tekan bebas melambat pada suhu-suhu pembakaran : 300, 400, dan 500OC.

Item Type: Research
Uncontrolled Keywords: tanah ekspansif, Abu ampas tebu, suhu pembakaran, kuat tekan bebas, kepadatan
Subjects: Sipil > Struktur
Sipil > Struktur
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 11 Jun 2015 11:47
Last Modified: 11 Jun 2015 11:47
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/7452

Actions (login required)

View Item View Item