KAWASAN WISATA BUDAYA CANDI MENDUT, CANDI PAWON DAN CANDI BOROBUDUR

Budi Utomo, Donatus Respati (2004) KAWASAN WISATA BUDAYA CANDI MENDUT, CANDI PAWON DAN CANDI BOROBUDUR. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
0TA09331.pdf

Download (210kB)
[img] Text (Bab I)
1TA09331.pdf

Download (155kB)
[img] Text (Bab II)
2TA09331.pdf

Download (286kB)
[img] Text (Bab III)
3TA09331.pdf
Restricted to Registered users only

Download (729kB)
[img] Text (Bab IV)
4TA09331.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text (Bab V)
5TA09331.pdf

Download (751kB)

Abstract

Landasan konsepsual perencanaan dan perancangan ini berjudul Kawasan Wisata Budaya Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur. Kualitas lingkungan yang kurang kondusif karena banyak akat yang berjualan di kawasan wisata, membuat citra Candi Borobudur menjadi buruk dan menurunkan tingkat kunjungan wisata. Kunjungan wisata saat ini masih terkonsentrasi di Candi Borobudur, sehingga untuk pengembangan kawasan, arus pengunjung perlu dipecah ke zona-zona lainnya. Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur merupakan peninggalan warisan budaya agama Buddha yang menyimpan nilai penting dari sisi agama dan sejarah juga mempunyai keunikan wujud secara arsitektural. Ketiga candi dibangun dalam satu kesatuan simbolik, apabila ditarik garis dan arah timur-barat ketiganya terletak pada satu garis lurus. Trilogi Candi Mendut, Candi Pawon dan Candi Borobudur, potensial sebagai tema wisata budaya. Tiga hal yang menjadi penguat trilogi Candi Mendut, Candi Pawon, dan Candi Borobudur, adalah sumbu simbolik/axis dan hirarki dari ketiga candi, serta prosesi perjalanan meditatif Waisak yang berlangsung setahun sekali, yaitu berjalan sambil bermeditasi dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur. Sumbu perjalanan wisata yang menghubungkan ketiga candi, ditata agar menjadi lebih menarik. Adanya sumbu simbolik, maka jalur perjalanan dibuat lurus menghubungkan ketiga candi. Keberadaan hirarki menentukan penempatan fungsi-fungsi kegiatan. Pendekatan perancangan kawasan mengambil dasar dan perjalanan meditatif, dengan menggunakan 5 tahap meditasi sebagai tema-tema khusus, sehingga kawasan perencanaan dibagi menjadi 5 nodes (dalam lingkup district) dengan karakter ruang tertentu. Elemen-elemen pembentuk fisik ruang kawasan, menurut Hamid Shirvani, mencakup 8 elemen. Perancangan diterjemahkan melalui elemen-elemen pembentuk fisik ruang kawasannya yang dapat memperkuat trilogi candi. Hasil analisis berupa guidelines sebagai konsep perencanaan dan perancangan.

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Penelitian Dosen > Arsitektur > Lingkungan Kawasan
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 25 Nov 2015 07:45
Last Modified: 25 Nov 2015 07:45
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/8437

Actions (login required)

View Item View Item