Herdini, Helena Ratih (2009) INSTITUT SINEMATOGRAFI YOGYAKARTA. S1 thesis, UAJY.
Text (HALAMAN JUDUL)
0TA12208.pdf Download (361kB) |
|
Text (BAB I)
1TA12208.pdf Download (260kB) |
|
Text (BAB II)
2TA12208.pdf Restricted to Registered users only Download (731kB) |
|
Text (BAB III)
3TA12208.pdf Restricted to Registered users only Download (473kB) |
|
Text (BAB IV)
4TA12208.pdf Restricted to Registered users only Download (3MB) |
|
Text (BAB V)
5TA12208.pdf Restricted to Registered users only Download (841kB) |
Abstract
Anak muda sebagai simbol kreativitas dan semangat memberikan gejolak dalam kehidupan dunia baik dalam perkembangan ilmu dan teknologi maupun dalam gaya hidup, dimana anak muda yang selalu ingin mencipta memerlukan satu wadah menciptakan dunianya yang semakin maju. Salah satu kegiatan yang ada untuk mengasah kegiatan anak muda ini adalah dengan menciptakan film. Untuk permulaan film yang diciptakan adalah film independen atau atau film pendek. Hal ini dikarenakan keterbatasan biaya dan ilmu pengetahuan. Untuk membuat sebuah film yang berkualitas benar-benar dibutuhkan belajar, baik secara teknis maupun non-teknis. Keadaan semacam ini menyebabkan dan mengharuskan para calon penerus perfilman Indonesia ini untuk terus berjuang. Pada era ini, negara yang industri film dianggap maju bisa dipastikan mempunyai beberapa sekolah film yang bagus. Permasalahan mucul di saat negara kita mempunyai banyak anak muda yang sangat konsen untuk menjadi seorang pembuat film tetapi hanya memiliki jumlah sekolah film yang sangat terbatas. Wadah pendidikan dan pelatihan juga dibutuhkan untuk meningkatkan kualitas serta ketrampilan mereka dalam mengolah dan menciptakan karya seni berupa film. Salah satu wadah yang dapat menampung kegiatan sinematografi secara formal adalah Institut Sinematografi Yogyakarta. Pada Institus Sinematografi di Yogyakarta untuk menentukan variasi ekspresi dari film yang diambil dalam sebuah cerita film harus melalui beberapa tahapan yang harus dilalui diantaranya pengenalan, konflik, klimaks, anti klimaks, penyelesaian. Alur yang ada mengacu pada jenis film dan karakter film yang ingin diciptakan, karena dengan adanya jenis film maka alur yang muncul akan berbeda dan cerita yang muncul akan memiliki kesan dan emosi (genre mood film) yang berbeda pula. Pada bangunan Institut Sinematografi Yogyakarta ini pula dapat ditransformasikan ekspresi genre film tersebut melalui pendekatan tatanan ruang luar bangunan itu sendiri. Pada tahapan ini penggunaan transformasi variasi ekspresi dalam sebuah film yang diterapkan pada ekspresi tata ruang luar dan dalam bangunan dengan tujuan dapat merangsang daya kreatif pada mahasiswa sinematografi yang sedang belajar di Institut Sinematografi Yogyakarta.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Arsitektur > Bangunan Arsitektural Penelitian Dosen > Arsitektur > Bangunan Arsitektural |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Arsitektur |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 22 Jul 2016 12:25 |
Last Modified: | 22 Jul 2016 12:25 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9930 |
Actions (login required)
View Item |