PERILAKU SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG PRACETAK DENGAN PEMBEBANAN MONOTONIK

SEBASTIAN, HENDY (2018) PERILAKU SAMBUNGAN BALOK BETON BERTULANG PRACETAK DENGAN PEMBEBANAN MONOTONIK. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (HALAMAN JUDUL)
TS151440.pdf

Download (2MB)
[img] Text (BAB I)
TS151441.pdf

Download (563kB)
[img] Text (BAB II)
TS151442.pdf

Download (441kB)
[img] Text (BAB III)
TS151443.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB IV)
TS151444.pdf
Restricted to Registered users only

Download (2MB)
[img] Text (BAB V)
TS151445.pdf
Restricted to Registered users only

Download (1MB)
[img] Text (BAB VI)
TS151446.pdf

Download (1MB)

Abstract

Metode Precast adalah metode pembuatan struktur bangunan tanpa menggunakan pengecoran di tempat. Beton precast dapat mempersingkat waktu pembangunan, serta menekan biaya dan tenaga kerja. Akan tetapi metode ini memiliki beberapa kekurangan, yakni ketepatan (presisi) pada pencetakan beton, dan juga kekuatan yang dapat didukung sistem sambungan beton precast itu sendiri. Selain itu karena segmen-segmennya yang besar, tidak mudah untuk melakukan pengantaran (transportasi), pendirian (erection), dan pengangkatan (lifting). Penelitian ini mencoba mengatasi kekurangan metode precast dalam hal berat dan ukurannya, yakni dengan cara membelah segmen pracetak dan memberikan inovasi sambungan baru, yakni sambungan balok ke balok. Dengan ditambahnya segmen pracetak, berat dan ukuran antar segmen akan berkurang, sehingga dapat memaksimalkan kebaikan metode ini. Dalam pelelitian ini dibuat 2 buah inovasi sambungan antar balok yakni sambungan balok tipe I dengan sambungan pelat di bagian atas dan bawah, dan sambungan balok tipe II dengan sambungan pelat secara menyeluruh. Tebal dari pelat sambungan yang digunakan ialah pelat 6 mm, dengan ukuran menyesuaikan balok, yakni 150 x 250 mm. Tulangan longitudinal direncanakan menggunakan 4P10 untuk sebagai tulangan desak, dan 2P10 sebagai tulangan desak. Sedangkan untuk tulangan geser digunakan 2P8-200 untuk daerah lapangan selain sambungan,2P8-150 untuk daerah sambungan, dan 2P8-100 untuk daerah tumpuan. Mutu baja tulangan yang digunakan adalah BjTP 24, dengan tegangan luluh 340.58 MPa untuk P10, dan 256.31 MPa untuk P8. Berdasarkan hasil penelitian dengan pembebanan terpusat, diperoleh kuat sambungan tipe II memperoleh tambahan kapasitas beban sebesar 411.403 kg atau 12.572% dari balok normal. Sedangkan sambungan tipe I mengalami penurunan kapasitas beban sebesar 849.302 kg atau sebesar 25.953% dari balok normal. Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa pemakaian sambungan tipe I kurang baik apabila digunakan sebagai sambungan precast. Sebaliknya, sambungan tipe II berhasil dan bisa digunakan sebagai sambungan precast yang mampu menahan beban.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Beton precast, sambungan balok, kapasitas lentur, fabricated system
Subjects: Sipil > Struktur
Sipil > Struktur
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 16 Mar 2018 08:43
Last Modified: 16 Mar 2018 08:43
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/14275

Actions (login required)

View Item View Item