Sinaga, Dornauli Marsyanelin (2017) OPINI TENTANG KESEKSIAN DALAM INDUSTRI MUSIK KOREA. S1 thesis, UAJY.
Text (Dornauli Marsyanelin Sinaga)
KOM04441.pdf Restricted to Repository staff only Download (10MB) |
Abstract
K-Pop (Korean Popular Music) adalah salah satu aliran musik yang digemari di seluruh dunia. Meskipun merupakan aliran musik, K-Pop tidak dapat dipisahkan dari aspek-aspek visual yang menjadi ciri khasnya seperti tarian, kostum, dan bahkan wajah penyanyi-penyanyi K-Pop itu sendiri. Aspek-aspek visual tersebut dimanfaatkan oleh pelaku hiburan Korea untuk memasarkan grup-grup K-Pop mereka. Salah satu pemanfaatan aspek-aspek visual tersebut dapat dilihat dari pemilihan konsep grup. Konsep adalah istilah dalam K-Pop yang berarti brand image yang diciptakan oleh entertainment agency untuk artis mereka. Konsep yang sering digunakan adalah keseksian atau di K-Pop lebih dikenal dengan sexy concept. Sexy concept diterapkan dalam kostum, tarian, dan musik video grup-grup K-pop yang memilih concept tersebut sebagai brand image mereka. Penggunaan keseksian sebagai strategi pemasaran K-Pop sering kali mengundang kontroversi baik di masyarakat Korea maupun penggemar internasional K-Pop. Penelitian ini diakukan untuk mengetahui opini penggemar K-Pop perempuan di Yogyakarta tentang keseksian yang dijadikan sebagai brand image penyanyi perempuan diindustri musik Korea. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah komunikasi pemasaran, brand image, keseksian, opini, dan spiral of silence. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan menggunakan metode FGD (Focus Group Discussion) sebagai teknik pengumpulan data. Subyek penelitian terdiri dari delapan orang yang merupakan penggemar K-Pop yang terbagi atas dua kelompok yaitu kelompok penggemar biasa dan kelompok cover dancer. Data lapangan menunjukkan bahwa peserta FGD memiliki opini yang terbagi dua. Kelompok penggemar biasa cenderung memberikan opini yang negatif mengenai keseksian yang digunakan sebagai strategi pemasaran di K-Pop. Namun mereka tidak secara kaku menentang penggunaan konsep seksi. Mereka tidak setuju dengan pemakaian konsep seksi yang berlebihan karena dapat menciptakan kontoversi dan dapat memberikan image yang negatif terhadap sebuah grup. Kelompok cover dancer memiliki opini yang positif. Mereka menganggap penggunaan konsep seksi adalah hal yang wajar demi menarik perhatian khalayak dan memperoleh penggemar baru. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian penggunaan konsep seksi adalah hal yang wajar asalkan disesuaikan dengan usia anggota grup tersebut dan dilakukan dengan perlahan-lahan dan tidak tiba-tiba. Penelitian ini menyarankan kepada pelaku hiburan musik Indonesia yang ingin mengadopsi cara-cara komunikasi pemasaran industri musik Korea untuk menyesuaikan budaya dan masyarakat Indonesia agar tidak memperoleh kontroversi dan tanggapan yang negatif.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | K-Pop, Opini, Keseksian, Konsep Seksi, Brand Image |
Subjects: | Komunikasi > Kajian Media |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 13 Aug 2018 10:34 |
Last Modified: | 13 Aug 2018 10:34 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/15456 |
Actions (login required)
View Item |