PRATAMA, ALFREDO (2019) PENGARUH PENGGUNAAN BOTTOM ASH SEBAGAI SUBSTITUSI AGREGAT HALUS DAN PENAMBAHAN SIKA FUME SEBAGAI FILLER PADA LASTON AC-WC. S1 thesis, UAJY.
|
Text (HALAMAN JUDUL)
TS160660.pdf Download (3MB) | Preview |
|
|
Text (BAB I)
TS160661.pdf Download (324kB) | Preview |
|
|
Text (BAB II)
TS160662.pdf Download (407kB) | Preview |
|
|
Text (BAB III)
TS160663.pdf Download (607kB) | Preview |
|
Text (BAB IV)
TS160664.pdf Restricted to Registered users only Download (343kB) |
||
Text (BAB V)
TS160665.pdf Restricted to Registered users only Download (951kB) |
||
|
Text (BAB VI)
TS160666.pdf Download (10MB) | Preview |
Abstract
Transportasi pada jaman ini merupakan hal yang mendasar pada kehidupan manusia. Salah satu prasana transportasi adalah jalan. Jalan merupakan penghubung antar suatu daerah. Oleh sebab itu, jalan merupakan prasarana yang sangat penting, sehingga diperlukannya pembangunan yang baik untuk memberikan kenyamanan dan keamanan bagi pengendara. Salah satu peningkatan kualitas yaitu dengan menambahkan zat aditif, subtitusi agregat, dan mengganti filler. Namun, peningkatan kualitas harus berdampak baik bagi lingkungan. Untuk itu perlu adanya pengolahan limbah menjadi bahan yang dapat digunakan. Bottom ash merupakan salah satu limbah dari pembakaran batu bara. Bottom ash dapat digunakan sebagai substitusi agregat halus. Sika fume merupakan zat aditif yang digunakan untuk meningkatkan stabilitas, density dan durability. Pada penelitian ini ingin mengetahui pengaruh penggunaan bottom ash sebagai substitusi agregat halus dan sika fume sebagai filler pada parameter Marshall yaitu density, VMA, VITM, VFWA, ,Stabilitas, flow dan Marshall quotient (QM). Penelitian dilakukan dengan membuat sampel dengan variasi : 0% sika fume+ 0% bottom ash, 1% sika fume+ 0% bottom ash, 1% sika fume+ 5% bottom ash, 1% sika fume+ 7,5% bottom ash, 1% sika fume+ 10% bottom ash dengan persentase kadar aspal sebesar 5,5%, 6%, 6,5% , dan 7%. Benda uji dibuat dibuat ganda (duplo). Setelah melakukan marshal test, hasil tersebut dibandingkan dengan Spesifikasi Umum Bina Marga tahun 2010 revisi 3. Pada variasi penggunaan 1% sika fume+ 0% bottom ash memberikan kadar aspal optimum 6%- 7%, sedangkan pada variasi penggunaan 1% sika fume+ 7,5% bottom ash memberikan kadar aspal optimum 6,5%- 7%, sedangkan pada variasi penggunaan 1% sika fume+ 5% bottom ash, dan variasi 1% sika fume+ 10% bottom ash tidak memperoleh kadar optimum. Hal tersebut disebabkan karena permukaan bottom ash lebih halus dari agregat alami sehingga penggunaan dengan jumlah bottom ash yang tidak tepat akan mengakibatkan rongga-rongga pada campuran tidak terisi dengan baik.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Laston AC-WC, Bottom ash, Sika fume, kadar aspal, parameter Marshall |
Subjects: | Sipil > Transportasi Sipil > Transportasi |
Divisions: | Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 14 Mar 2019 03:29 |
Last Modified: | 14 Mar 2019 03:29 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/17560 |
Actions (login required)
View Item |