PENGARUH PENAMBAHAN GONDORUKEM PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC)

PRAMESTI, MARIA RAVITSA ARTI (2019) PENGARUH PENAMBAHAN GONDORUKEM PADA CAMPURAN ASPHALT CONCRETE – WEARING COURSE (AC-WC). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (HALAMAN JUDUL)
TS15803 0.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB I)
TS15803 1.pdf

Download (383kB) | Preview
[img]
Preview
Text (BAB II)
TS15803 2.pdf

Download (401kB) | Preview
[img] Text (BAB III)
TS15803 3.pdf
Restricted to Registered users only

Download (428kB)
[img] Text (BAB IV)
TS15803 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (362kB)
[img] Text (BAB V)
TS15803 5.pdf
Restricted to Registered users only

Download (805kB)
[img]
Preview
Text (BAB VI)
TS15803 6.pdf

Download (3MB) | Preview

Abstract

Meningkatnya populasi masyarakat di Indonesia menyebabkan pembangunan infrasturktur jalan meningkat juga. Guna menunjang aktivitas masyarakat, pembangunan infrastruktur tersebut harus memiliki perkerasan jalan yang baik. Perkerasan yang sering digunakan di Indonesia adalah perkerasan lentur salah satunya perkerasan lentur lapis aspal beton (laston)/ asphalt concrete. Namun dalam kenyataannya pekerasan jalan di Indonesia sering dijumpai kerusakan-kerusakan akibat volume lalu lintas yang meningkat. Penyebab lain dari kerusakan jalan adalah perubahan suhu, air, kualitas bahan yang kurang baik, proses perencanaan yang kurang tepat, dan pekerjaan lapangan yang kurang baik. Kerusakan jalan tersebut dapat diatasi dengan peningkatan kualitas aspal, salah satunya dengan menggunakan bahan tambah gondorukem. Gondorukem merupakan hasil distilasi/ penyulingan dari getah pinus. Penggunaan bahan tambah gondorukem diharapkan dapat memberikan sumbangan inovasi pada bahan tambah pekerasan jalan yang alami, mudah didapat, dan ramah lingkungan bagi konstruksi perkerasan jalan. Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat sampel benda uji dengan variasi kadar gondorukem yaitu 0%, 1,5%, 2,0%, 2,5%, dan 3,0% dengan variasi kadar aspal 5,0%, 5,5%, 6,0%, dan 6,5% yang masing-masing benda uji dibuat ganda. Aspal yang digunakan adalah aspal Pertamina dengan penetrasi 60/70 dan filler yang digunakan adalah kapur. Penelitian ini ditinjau terhadap karakteristik Marshall yang meliputi density, stabilitas, flow, Voids in Mix (VIM), Voids in Mineral Agreggate (VMA), Voids Filled Bitumen (VFB), dan Marshall Quotient (MQ), serta kadar aspal optimum. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa pada campuran Asphalt Concrete – Wearing Course (AC-WC) dengan penambahan gondorukem terhadap karakteristik Marshall yaitu cenderung menurunkan nilai density dan Voids Filled Bitumen (VFB) serta cenderung meningkatkan nilai Voids in Mineral Agreggate (VMA), Voids in Mix (VIM), dan Marshall Quotient (MQ), sedangkan dengan 1,5% dan 2,0% gondorukem cenderung menaikkan nilai stabilitas dan nilai flow dibandingkan dengan campuran beton aspal tanpa gondorukem. Berdasarkan spesifikasi umum Bina Marga 2018 kadar aspal optimum yang didapat dengan kadar gondorukem 0% adalah 6,015%, dengan kadar gondorukem 1,5% adalah 6,075%, dengan kadar gondorukem 2,0% adalah 6,300%, dengan kadar gondorukem 2,5% adalah 6,375%, sedangkan dengan penambahan kadar gondorukem 3,0% tidak didapat kadar aspal optimum.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Laston, Asphalt Concrete – Wearing Course, AC-WC, bahan tambah, Gondorukem, Karakteristik Marshall.
Subjects: Sipil > Transportasi
Sipil > Transportasi
Divisions: Fakultas Teknik > Program Studi Teknik Sipil
Depositing User: Lia natanaelia utami
Date Deposited: 15 Jan 2020 06:49
Last Modified: 15 Jan 2020 06:49
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/20900

Actions (login required)

View Item View Item