PENGALAMAN DAN SIKAP PEREMPUAN SUMBATERHADAP BUDAYA KAWIN TANGKAP

Saputra, Andrianus Hendro (2021) PENGALAMAN DAN SIKAP PEREMPUAN SUMBATERHADAP BUDAYA KAWIN TANGKAP. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.

[img]
Preview
Text (14 09 05398)
14 09 05398 1.pdf

Download (461kB) | Preview
[img]
Preview
Text
14 09 05398 2.pdf

Download (270kB) | Preview
[img]
Preview
Text
14 09 05398 3.pdf

Download (116kB) | Preview
[img] Text
14 09 05398 4.pdf
Restricted to Registered users only

Download (255kB)
[img]
Preview
Text
14 09 05398 5.pdf

Download (698kB) | Preview

Abstract

Budaya adalah hasil dari sebuah aktivitas yang dilakukan secara berulang dan menjadi kebiasaan kemudian diwariskan kepada gerenasi berikutnya. Budaya kemudian melekat pada pada individu atau kelompok dan menjadi bagian dari diri dalam kehidupan sehari-hari. Di Sumba, Nusa Tenggara Timur masih terjadi kawin paksa. Kawin paksa ini sedikit berbeda dengan kawin paksa yang terjadi di daerah Indonesia lainnya. Kawin paksa dilakukan dengan menculik pasangan yang hendak dinikahi. Tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap Perempuan Sumba terhadap kawin tangkap. Penelitian ini menggunakan teori S-O-R, teori budaya dan persepsi budaya. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menggambarkan sebuah gelaja sosial. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan wawancara dan studi pustaka. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa kawin tangkap terjadi karena beberapa faktor yaitu: 1. Ke dua pihak yang ingin menikah (laki-laki dan perempuan) sama-sama setuju untuk menikah, namun tidak disetujui oleh keluarga perempuan dan belis yang diminta sangat membebani pihak lakilaki. 2. Pihak laki-laki yang menyukai perempuan namun tidak mendapat respon balasan seperti yang diinginkan dari perempuan. 3. Orang tua ke dua pihak yang akan dinikahkan sudah sama-sama setuju untuk menikahkan anak mereka tanpa sepengetahuan sang anak perempuan. 4. Kawin tangkap dilakukan untuk melewati tahap-tahap adat perkawinan yang panjang dan memakan biaya. Kawin tangkap yang terjadi di Sumba menerima penolakan dari kaum perempuan karena melanggar hak asasi manusia dan merampak hak untuk memilih pasangan secara bebas. Perempuan Sumba saat ini menuntut pemerintah daerah untuk mengeluarkan UU yang megatur mengenai kawin tangkap agar tidak terjadi lagi. Kawin tangkap juga diliputi oleh stigma yang melekat pada laki-laki dan perempuan. Stigma pada lakilaki yaitu pantang untuk melepaskan perempuan yang sudah ditangkap untuk dinikahi karena merepukan tanda kekelahan. Stigma yang melekat pada perempuan yaitu dianggap sudah tidak suci secara fisik ketika sudah ditangkap meskipun akhirnya terlepas dari jeratan kawin tangkap yang dialami.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Budaya kawin tangkap, Sumba, Perempuan Sumba
Subjects: Komunikasi > Komunikasi
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor 2 uajy
Date Deposited: 08 Nov 2021 11:29
Last Modified: 08 Nov 2021 11:29
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/25242

Actions (login required)

View Item View Item