Perbawaningsih, Yudi and Sulistyaningtyas, Ike Devi (2016) Kekasih-kekasih Palsu Catatan hasil penelitian pada perempuan penjalin cinta di dunia maya. Cahaya Atma Pustaka Kelompok Penerbit Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta.
|
Text (Yudi Perbawaningsih dan Ike Devi Sulistyaningtyas)
Kekasih-kekasih Palsu.pdf Download (2MB) | Preview |
Abstract
Tekanan nilai budaya yang mengharuskan perempuan Indonesia untuk menikah memaksa perempuan, apalagi dengan usia yang sudah dewasa, untuk segera mencari pasangan hidupnya. Sebab jika tidak, maka stigma buruk, tidak hanya akan melekat pada dirinya tetapi juga keluarganya. Oleh karena itu, jika si anak perempuan tidak segera menikah, tanggung jawab orangtua untuk mencarikan jodoh buat anaknya, atau si perempuan akan berusaha sedemikian rupa untuk mendapatkan jodoh, termasuk di antaranya adalah dengan mengikuti biro jodoh. Namun, usaha ini pun harus ‘diam-diam’ dilakukan, sebab jika diketahui oleh masyarakat, stigma buruk akan kembali melekat. Hadirnya media sosial sebagai media berbasis internet menjadi ‘dewa penolong’ bagi perempuan- perempuan ini. Media sosial mempermudah seseorang menemukan teman, membangun pertemanan hingga ke arah yang lebih intim. Tidak hanya mudah, media sosial menawarkan banyak keunggulan yakni murah, terutama jika ‘teman’ berasal dari jauh, dan privasi terjaga. Penelitian ini bertujuan untuk menguji relevansi teori penetrasi sosial dalam kondisi yang baru, yakni berbasis pada media sosial dan berlatar belakang budaya yang berbeda. Dengan menggunakan studi etnografis dan teknik pengumpulan data observasi partisipatif, yang melibatkan peneliti sekaligus sebagai subjek yang diteliti, penelitian ini menunjukkan bahwa teori penetrasi . sosial yang menjelaskan tentang tahapan proses perkembangan relasi ternyata masih cukup relevan digunakan untuk memahami relasi interpersonal berbasis media sosial dan pasangan yang memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Proses perkembangan relasi berjalan bertahap, namun waktu yang diperlukan untuk bergerak dari tahap satu ke tahap berikutnya jauh lebih cepat. Hal ini disebabkan oleh mudahnya melakukan self disclosure –kunci menuju keintiman, sementara di sisi lain, privasi tetap terjaga. Akan tetapi sebaliknya, hal ini juga dapat membuat proses berjalan mundur bahkan berhenti. Di sisi lain, penelitian ini juga menunjukkan bahwa penggunaan media sosial dalam membangun relasi dan interaksi interpersonal dapat mengarahkan pada terbangunnya relasi pertemanan yang rapuh karena ada unsur ketidakjujuran dari pasangan. ‘Teman’ virtual ini ternyata sebagian adalah palsu, tujuan palsu, alamat palsu dan tentu cinta yang palsu.
Item Type: | Book |
---|---|
Subjects: | Komunikasi > Kajian Media |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor 3 uajy |
Date Deposited: | 05 Apr 2022 11:08 |
Last Modified: | 05 Apr 2022 11:08 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/26662 |
Actions (login required)
View Item |