PEMBENTUKAN KONSEP DIRI BARISTA DIFABEL DI CAFÉ CUPABLE (Studi Deskriptif Kualitatif berdasarkan Teori Interaksi Simbolik)

NINGSIH, LUH TRESNA (2022) PEMBENTUKAN KONSEP DIRI BARISTA DIFABEL DI CAFÉ CUPABLE (Studi Deskriptif Kualitatif berdasarkan Teori Interaksi Simbolik). S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.

[img]
Preview
Text (LUH TRESNA NINGSIH)
170906363 0.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
170906363 1.pdf

Download (1MB) | Preview
[img]
Preview
Text
170906363 2.pdf

Download (498kB) | Preview
[img] Text
170906363 3.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (879kB)
[img]
Preview
Text
170906363 4.pdf

Download (1MB) | Preview

Abstract

Konsep diri merupakan atribut penting mengenai sesuatu yang dipercaya oleh individu mengenai dirinya sendiri. Keyakinan dan penilaian akan diri ini kemudian akan mempengaruhi bagaimana seorang individu akan berperilaku. Pada prosesnya, pembentukan konsep diri akan berbeda-beda tergantung dengan situasi dan kondisi yang dialami setiap individu. Penyandang difabel merupakan salah satu kelompok yang memiliki tantangan lebih dalam pembentukan konsep diri positif. Pasalnya mereka dihadapkan dengan stigma negatif yang terbangun dalam masyarakat. Berdasarkan hal tersebut, menjadi sangat menarik untuk mengetahui bagaimana pembentukan konsep diri difabel yang bekerja sebagai barista di Café Cupable dan mengidentifikasikan faktor-faktor pembentuknya. Berlandaskan pada teori interaksi simbolik, peneliti menggunakan metode penelitian deskriptif kualitatif, dan pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara mendalam kepada dua barista difabel, manajer café, dan koordinator barista, untuk melihat bagaimana pembentukan konsep diri barista difabel melalui interaksi di Cafe Cupable. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa masing-masing barista menempuh proses pembentukan konsep diri yang berbeda karena latar belakang disabilitas kedua narasumber berbeda. Peneliti pula menemukan adanya pergeseran konsep diri pada kedua barista difabel Café Cupable dari negatif ke positif. Dalam prosesnya, kedua narasumber sebagai disabilitas daksa memiliki hambatan berupa hambatan sosial dan fisik saat berinteraksi di tengah masyarakat. Sedangkan faktor-faktor pembentuk yang ditemukan ialah lingkungan, orang tua, teman, rekan kerja, pengalaman berinteraksi, kondisi fisik, pekerjaan, persepsi diri. Orang tua memegang peran penting sebagai sosok pertama dan utama yang berinteraksi dengan narasumber. Dukungan dari lingkungan pula menjadi faktor yang tidak kalah penting, karena pembentukan konsep diri positif pada narasumber diketahui dimulai setelah mereka masuk kedalam lingkungan inklusif. Sementara barista, bukan hanya dianggap sebagai pekerjaan, namun juga sebagai wadah untuk memenuhi kebutuhan akan aktualisasi diri.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Konsep diri, Interaksi Simbolik, Difabel, Barista Inklusif
Subjects: Komunikasi > Advertising
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor 6 uajy
Date Deposited: 09 Nov 2022 13:30
Last Modified: 09 Nov 2022 13:30
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/27858

Actions (login required)

View Item View Item