Pangestu, Putra Novianto Gadi (2024) SELF DISCLOSURE TRANSGENDER DALAM KELUARGA. S1 thesis, Universitas Atma Jaya Yogyakarta.
|
Text (Putra Novianto Gadi Pangestu)
190907098 0.pdf Download (589kB) | Preview |
|
|
Text
190907098 1.pdf Download (655kB) | Preview |
|
|
Text
190907098 2.pdf Download (363kB) | Preview |
|
Text
190907098 3.pdf Restricted to Registered users only Download (552kB) |
||
|
Text
190907098 4.pdf Download (575kB) | Preview |
Abstract
Maraknya isu terkait LGBT ini menimbulkan pro kontra terutama untuk transgender. Transgender merupakan istilah yang digunakan oleh individu yang memiliki gender maupun ekspresi gender yang berbeda dari jenis kelamin yang sudah ditentukan dari lahir. Adanya stigma negatif terhadap transgender membuat transgender sulit untuk mengekspresikan dirinya terlebih pada ruang lingkup keluarga. Self Disclosure atau Keterbukaan diri transgender menjadi salah satu cara transgender untuk mendapatkan penerimaan yang ada di dalam ruang lingkup keluarga. Keterbukaan diri dalam keluarga menjadi langkah awal yang dipilih oleh transgender. Keterbukaan diri yang dilakukan oleh transgender dapat dibilang tidak mudah, ada sisi negatif dan positif yang transgender peroleh. Penelitian ini bertujuan untuk melihat sejauh mana keterbukaan diri yang dilakukan oleh transgender. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan pendekatan studi fenomenologi. Penelitian ini menggunakan teori self disclosure atau keterbukaan diri dan juga komunikasi interpersonal dalam keluarga untuk mengetahui sejauh mana keterbukaan diri yang dilakukan oleh transgender dalam ruang lingkup keluarga. Teknik pengambilan data yang ada pada penelitian ini menggunakan teknik wawancara mendalam. Wawancara dilakukan secara langsung dan juga terpisah antara narasumber yang satu dengan yang lain. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, ditemukan bahwa kedua narasumber sebagai transgender melakukan keterbukaan diri kepada keluarga. Keterbukaan yang kedua narasumber lakukan mendapatkan timbal balik ataupun respon yang berbeda-beda. Dalam keterbukaan diri yang dilakukan oleh kedua narasumber tentunya ada hambatan-hambatan yang mereka terima. Kedua narasumber mendapat penerimaan diri dari masing-masing keluarga meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda. Setelah melakukan keterbukaan diri, informan GG merasa lebih dekat dengan orang tua, sedangkan ZN tidak mendapati perubahan yang signifikan seperti informan GG.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | transgender, keterbukaan diri, keluarga, penerimaan diri |
Subjects: | Komunikasi > Kajian Media |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor 6 uajy |
Date Deposited: | 07 Mar 2024 16:55 |
Last Modified: | 07 Mar 2024 16:55 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/31379 |
Actions (login required)
View Item |