Hutomo, Briggitta Raras Amaranggana (2024) MANAJEMEN PRIVASI KOMUNIKASI PEREMPUAN KORBAN KEKERASAN SEKSUAL. S1 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
|
Text (Briggitta Raras Amaranggana Hutomo)
190906992_Bab 0.pdf Download (578kB) | Preview |
|
|
Text
190906992_Bab 1.pdf Download (391kB) | Preview |
|
Text
190906992_Bab 2.pdf Restricted to Registered users only Download (296kB) |
||
Text
190906992_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (548kB) |
||
|
Text
190906992_Bab 4.pdf Download (1MB) | Preview |
Abstract
Berdasarkan Catatan Tahunan Komnas Perempuan sepanjang 2022 terdapat 4.371 pengaduan kasus kekerasan. Bentuk kekerasan yang paling dominan adalah kekerasan seksual. Pada kenyataannya, korban kekerasan seksual seringkali mendapatkan stigma dan tindakan victim blaming oleh masyarakat. Hal ini membuat korban kekerasan seksual enggan untuk mengungkapkan mengenai apa yang dialaminya. Speak up atau bersuara merupakan hal yang penting dalam pemulihan korban, namun bukanlah hal yang mudah dan tidak semua korban kekerasan seksual berani untuk bersuara. Mengingat masih adanya stigma masyarakat dan tindakan victim blaming. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menjelaskan bagaimana manajemen privasi komunikasi yang dilakukan oleh perempuan korban kekerasan seksual berusia18-24 tahun. Penelitian ini dilakukan dengan jenis kualitatif, metode studi kasus. Peneliti melakukan wawancara dengan tiga perempuan korban kekerasan seksual berusia 18-24 tahun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informasi sebagai korban kekerasan seksual merupakan informasi yang penting dan pribadi, namun bukan berarti informasi yang harus ditutupi dari pihak manapun. Korban kekerasan seksual cenderung mengungkapkan informasi pribadi kepada teman dibandingkan kepada pihak keluarga. Adanya tindakan menyalahkan korban dan pemikiran konservatif dari pihak keluarga, membuat korban kekerasan seksual memilih untuk menutup informasi pribadi dari pihak keluarga. Temuan menarik dalam penelitian ini adalah korban kekerasan seksual menganggap media sosial sebagai ruang yang aman dalam mengungkapkan informasi mengenai korban kekerasan seksual dan berdiskusi mengenai isu kekerasan seksual. Dalam mengungkapkan atau menyembunyikan informasi pribadi, korban kekerasan seksual dipengaruhi oleh kriteria budaya, motivasi, manfaat-risiko, dan kontekstual. Tidak ditemukan pengaruh kriteria gender dalam penelitian ini. Korban kekerasan seksual mengalami turbulensi batas informasi pribadi, yang disebabkan oleh adanya kesalahan (mistakes), batas kabur (fuzzy boundaries), dan pelanggaran yang disengaja (intentional breaches).
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kekerasan Seksual, Manajemen Privasi Komunikasi, Perempuan |
Subjects: | Komunikasi > Komunikasi |
Divisions: | Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi |
Depositing User: | Editor 3 uajy |
Date Deposited: | 06 Jun 2024 18:04 |
Last Modified: | 06 Jun 2024 18:04 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/31780 |
Actions (login required)
View Item |