Lim, Kelly (2025) MELACAK PRINSIP NEUROARSITEKTUR PADA BANGUNAN KELENTENG DI YOGYAKARTA STUDI KASUS KELENTENG GONDOMANAN, YOGYAKARTA. S2 thesis, UNIVERSITAS ATMA JAYA YOGYAKARTA.
![]() |
Text (Kelly Lim)
235419528_Bab 0.pdf Download (2MB) |
![]() |
Text
235419528_Bab 1.pdf Download (733kB) |
![]() |
Text
235419528_Bab 2.pdf Download (575kB) |
![]() |
Text
235419528_Bab 3.pdf Restricted to Registered users only Download (700kB) |
![]() |
Text
235419528_Bab 4.pdf Restricted to Registered users only Download (1MB) |
![]() |
Text
235419528_Bab 5.pdf Download (1MB) |
Abstract
Karakteristik spasial dari lingkungan binaan mempengaruhi proses kognitif dalam menghasilkan suatu pengalaman ruang. Pengalaman pribadi tentang ruang, bangunan, dan interior menjadi faktor penentu dalam persepsi dan kognisi diri. Keadaan ini telah mendorong munculnya bidang ilmiah yaitu neuroarsitektur, sebuah cabang dari desain fungsional yang didukung oleh teknologi pemindaian otak neurologis dan konsep neuroplastisitas, yaitu kapasitas otak untuk mengubah strukturnya seiring perilaku dan lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh stimulus ruang arsitektur pada gelombang otak yang membentuk persepsi kenyamanan beribadah di kelenteng bagi umatnya dan menelusuri kaitannya dengan dinamika otak manusia melalui pendekatan multisensorik. Melalui perekaman alat elektroensefalogram (EEG) pada partisipan yang terpapar interior penelitian akan mengungkapkan aktivitas gelombang otak terkait aktivitas dan persepsi individu terhadap ruang interior dengan fokus pada bagaimana kualitas estetika terkait visual, audial, dan olfaktorial bangunan peribadatan yaitu kelenteng, memengaruhi suasana hati yang ditunjukkan dengan gelombang otak. Kelenteng Gondomanan sebagai tempat ibadah dan refleksi, memiliki elemen arsitektur yang dapat memberikan dampak emosional dan kognitif pengunjungnya, dengan memahami efek tersebut, dapat membantu dalam merancang ruang yang lebih mendukung pengalaman spiritual dan emosional. Pengalaman ruang yang diteliti akan melibatkan rangsangan stimulus dari tiga panca indera yaitu visual, auditori (pendengaran) dan olfaktori (penciuman) untuk memberi pengaruh emosi pada interior ruang kelenteng. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kondisi lingkungan dalam ruang doa Kelenteng Gondomanan secara signifikan memengaruhi kualitas meditasi umat dan pengelola. Fluktuasi gelombang otak, khususnya pada daya theta dan alpha, mengindikasikan adanya gangguan dalam proses relaksasi dan fokus, terutama akibat distraksi eksternal seperti stimulus visual dan suara. Untuk meningkatkan kenyamanan dan kualitas ibadah, khususnya meditasi, diperlukan pengoptimalan dalam aspek lokasi, material, dan interior ruang doa. Desain yang mempertimbangkan pengurangan gangguan sensorik dapat menciptakan suasana yang lebih mendukung konsentrasi, relaksasi, dan pengalaman spiritual yang optimal bagi para pengguna kelenteng.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Kelenteng Gondomanan, gelombang otak, EEG, multisensorik, neuroarsitektur |
Subjects: | Magister Teknik Arsitektur > Digital Arsitektur |
Divisions: | Pasca Sarjana > Magister Teknik Arsitektur |
Depositing User: | Editor 3 uajy |
Date Deposited: | 14 Apr 2025 11:12 |
Last Modified: | 14 Apr 2025 11:12 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/33940 |
Actions (login required)
![]() |
View Item |