SRIMPI TEJA SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN PENARI KRATON YOGYAKARTA (Analisis Deskriptif Simbolisasi Nilai Kepribadian Penari Wanita Kraton dalam Tari Srimpi Teja di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat)

Meliawati, Diah (2005) SRIMPI TEJA SEBAGAI MEDIA PENDIDIKAN PENARI KRATON YOGYAKARTA (Analisis Deskriptif Simbolisasi Nilai Kepribadian Penari Wanita Kraton dalam Tari Srimpi Teja di Kraton Ngayogyakarta Hadiningrat). S1 thesis, UAJY.

[img]
Preview
Text (Halaman Judul)
0KOM01029.pdf

Download (205kB) | Preview
[img]
Preview
Text (Bab I)
1KOM01029.pdf

Download (330kB) | Preview
[img] Text (Bab II)
2KOM01029.pdf
Restricted to Registered users only

Download (418kB)
[img] Text (Bab III)
3KOM01029.pdf
Restricted to Registered users only

Download (454kB)
[img]
Preview
Text (Bab IV)
4KOM01029.pdf

Download (694kB) | Preview

Abstract

Di tengah kehidupan budaya modem, kehidupan seni tradisi masih ada yang mampu bertahan bahkan tetap eksis dan stabil salah satunya adalah seni tari. Hal ini bisa dilihat dari jumlah untuk pementasan tari dan jumlah pemain yang selalu meningkat. Hal ini dimungkinkan karena peranan taxi klasik yang begitu besar bagi masyarakat (karaton) baik sebagai sarana pendidikan, pelengkap upacara adat maupun sebagai bentuk sajian hiburan (seni komersial). Sebagai media pendidikan kepribadian seni tari mempunyai pengaruh terhadap sikap dan perilaku. Kepercayaan yang tinggi masyarakat terhadap karaton sebagi simbol budaya yang memperlihatkan kehalusan para puteri dan wanita istana memberi pengaruh kuat dalam masyarakat bahwa perilaku yang halus dan sopan dari wanita istana menjadi panutan dalam masyarakatnya. Srimpi Teja sebagai suatu bentuk sajian kesenian yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, diungkapkan secara simbolis melalui komponen- komponen penyusun komposisi tari yang terdiri dari Jumlah penari, tata busana dan rias wajah, pola gerak, pola lantai, irama gendhing dan perlengkapan yang mendukung dan memperindah tari. Di dalam menyampaikan dan mensosialisasikan nilai-nilai ataupun pesan tersebut komunikator bersumber pada ajaran dari dalam karaton yang berupa perilaku maupun norma budaya karaton. Nilai-nilai yang disampaikan kepada penari karaton berupa nilai-nilai pendidikan kesetiaan, nilai pendidikan kepribadian, nilai pendidikan tata-krama, susila, dan nilai pendidikan kedisiplinan. Lewat simbolisasi dalam yang mengungkapkan maksud tarian ini akan diajarkan bagiamana seorang penari (wanita) belajar tentang etika kepribadian wanita Jawa. Kehadiran bentuk sajian tari tidak bisa dilepaskan dari peranan seorang penari dalam menyampaikan maksud dari penyampai informasi. Karena lewat tubuh penarilah bentuk sajian tari itu ditampilkan, peranan penari sebagai penyampai gerakan tari tidak hanya terbatas pada penyampaian bentuk fisik dari tari tersebut tetapi juga maksud atau ungkapan yang terkandung dalam tari tersebut Penilaian masyarakat (penonton) terhadap sikap estetis penari bersifat relatif dan sangat dipengaruhi oleh kehidupan kultural masyarakat serta tata nilai dan kepercayaan yang dianutnya. Jadi sesuatu yang dianggap memiliki nilai estetis pada masa lalu belum tentu dipandang sama oleh masyarakat sekarang. Oleh karena itu untuk bisa dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat yang bukan hanya seniman maupun pelaku kesenian tetapi juga masyarakat awam yang (mungkin) hanya bisa memahami seni sebatas hiburan saja maka pensosialisasian terhadap nilai-nilai tersebut harus dalam bentuk yang mudah diapresiasi, dianalis dan dipahami oleh masyarakat

Item Type: Thesis (S1)
Subjects: Komunikasi > Kajian Media
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 13 Sep 2013 10:58
Last Modified: 13 Sep 2013 10:58
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/3856

Actions (login required)

View Item View Item