SOLIDARITAS SOSIAL SEBAGAI SEBUAH ORIENTASI JATI DIRI MASYARAKAT DESA DALAM MEWUJUDKAN MEKANISME JAMINAN SOSIAL KOMUNITASNYA

Setyawati, E. Yuningtyas SOLIDARITAS SOSIAL SEBAGAI SEBUAH ORIENTASI JATI DIRI MASYARAKAT DESA DALAM MEWUJUDKAN MEKANISME JAMINAN SOSIAL KOMUNITASNYA. [Research]

[img] Text (Penelitian Mata Kuliah Umum)
MKU31502.pdf
Restricted to Registered users only

Download (5MB)

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk melihat solidaritas sosial masyarakat desa yang ada saat ini, pasca pembangunan perumahan di sekitar lokasi tersebut. Oleh karena itu masalah yang akan digali dalam penelitian ini adalah bagaimana bentuk dan peranan solidaritas sosial sebagai se?buah orientasi jati diri masyarakat desa dalam mewujudkan mekanisme jaminan sosial bagi komunitasnya? Lokasi penelitian yang dipilih adalah suatu Dusun yang terletak di Kecamatan Gamping, Kabupaten Sleman, DIY. Lokasi penelitian dipilih mengingat di sekitar lokasi tersebut banyak tumbuh bangunan perumahan yang ditujukan bagi orang-orang kota. sehingga dengan demikian dapat mempengaruhi interaksi, pola pikir, sikap dan perilaku pada masyarakat desa setempat. Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian survey yang menggabungkan dua pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer yang dijaring melalui kuesioner, wawancara tak berstruktur, in depth interview, serta pengamatan terlibat. Se?mentara itu teknik analisis data dilakukan dengan frequency distribution atau persentase dan dengan menggunakan pendekatan dialogical interpretation, yaitu mendialogkan pemahaman emic dan etic untuk memperoleh comprehensive understanding. Hasil penelitian ini menemukan bahwa mata pencaharian masyarakat desa di lokasi penelitian pada saat ini telah mengalami diversifikasi, yang dahulu mata pencaharian sebagai petani sangat dominan, akan tetapi setelah adanya pembangunan perumahan banyak pilihan pekerjaan yang dapat mereka lakukan. Rata-rata tingkat pendidikan responden adalah Tamat SLTP dan SLTA (Iebih dari 50 %) , rata-rata responden berada pada status sosial ekonomi yang rendah hingga menengah. Hal ini terbukti dari hasil penelitian yang menunjukkan lebih dari 50 % termasuk dalam kategori tingkat status sosial ekonomi yang rendah hingga sedang. Bentuk-bentuk solidaritas sosial yang eksis di daerah penelitian ini adalah: Gugur gunung atau kerja bakti, arisan, sumbang menyumbang, tetulung, sementara jenis gotong royong yang lain seperti sambatan di lokasi penelitian sudah jarang dilakukan atau jarang terjadi, andaikata?pun dilakukan hanya dengan memanfaat orang-orang terdekat saja seperti keluarga dan kerabat dekat. Masyarakat desa mengalokasikan uang yang lebih besar untuk memberikan sumbangan daripada untuk tetulung, besamya uang yang diberikan masyarakat untuk sumbangan biasanya antara Rp. 10.000,- hingga Rp. 20.000,- sedangkan untuk tetulungbiasanya antara Rp. 5.000,- hingga Rp. 10.000,-. Ada beberapa faktor yang melatarbelakangi terbentuknya solidaritas sosial masyarakat desa yakni: 1). Adanya Tradisi/Kebiasaan: gotong royong, tolong menolong, sambatan, dsb; 2). Sebagai Media untuk mewujudkan jaminan sosial (bantuan sosial) bagi masyarakat desa; dan 3). Se?bagai sarana untuk mensiasati hidup masyarakat desa. Mekanisme yang berkembang seluruhnya adalah bersifat internal, yakni bantuan yang pernah mereka peroleh dari saudara/kerabat dan ke?luarga (78,18 %) serta tetangga (21 ,82 %). Sementara jaminan sosial yang bersifat eksternal belum ada satu orang respondenpun yang pernah merasakannya. Solidaritas sosial masyarakat desa masih berperan cukup baik bahkan cenderung sangat baik, sebab jika terjadi kesulitan masih ada tempat untuk meminta pertolongan sehingga ada jaminan sosial bagi masyarakatnya, oleh karena itu tradisi yang demi?kian masih patut dipertahankan. Mekanisme jaminan sosial sesuai dengan karakter masyarakat maka cenderung bersifat kelompok. Untuk mengantisipasi keadaan maka diperlukan formalisasi institusi lokal atau tradisional ke arah suatu institusi sosial yang lebih formal dengan manajemen yang lebih jelas. Untuk mencapai semua itu maka perlu dibentuk mekanisme jaminan sosial yang adaptif terhadap cara berpikir dan sifat-sifat hubungan masyarakat, mekanisme yang sensitif dengan sifat-sifat hubungan sosial perdesaan yang lebih menekankan sifat sosial yang diperlukan daripada sekedar penonjolan individu.

Item Type: Research
Subjects: Komunikasi > Komunikasi
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 11 Sep 2014 10:38
Last Modified: 16 Mar 2015 10:59
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/5849

Actions (login required)

View Item View Item