JURNALISME DAMAI PADA PEMBERITAAN KASUS KOREA WAKER DI SURATKABAR HARIAN RADAR TIMIKA (Studi Analisis Framing Pemberitaan Kasus Pembunuhan dan Konflik Tentang KoreaWaker Di Surat Kabar Harian Radar Timika Periode 12 Agustus 2014 hingga 30 September 2014 Ditinjau dari Perspektif Jurnalisme Damai

PRATIWI, TIKA DIAN (2015) JURNALISME DAMAI PADA PEMBERITAAN KASUS KOREA WAKER DI SURATKABAR HARIAN RADAR TIMIKA (Studi Analisis Framing Pemberitaan Kasus Pembunuhan dan Konflik Tentang KoreaWaker Di Surat Kabar Harian Radar Timika Periode 12 Agustus 2014 hingga 30 September 2014 Ditinjau dari Perspektif Jurnalisme Damai. S1 thesis, UAJY.

[img] Text (Halaman Judul)
KOM004388.pdf

Download (281kB)
[img] Text (Bab I)
KOM104388.pdf

Download (135kB)
[img] Text (Bab II)
KOM204388.pdf
Restricted to Registered users only

Download (458kB)
[img] Text (Bab III)
KOM304388.pdf
Restricted to Registered users only

Download (606kB)
[img] Text (Bab IV)
KOM404388.pdf

Download (56kB)
[img] Text (Bab V)
KOM504388.pdf

Download (2MB)

Abstract

Framing adalah cara pandang wartawan untuk menyeleksi isu dan menulis berita. Cara pandang tersebut menuntun wartawan untuk memilih fakta, bagian mana yang akan ditonjolkan dan dihilangkan serta akan dibawa kemana berita tersebut (Eriyanto, 2002, h. 66-67).Hal ini tidak jauh berbeda dengan pendapat Robert N. Entman mengenai framing. Ia mengatakan bahwa framing adalah proses seleksi realitas, dimana aspek tertentu sebuah peristiwa lebih menonjol dibanding dengan aspek lain (2002, h. 67-68). Penelitian ini berfokus pada bagaimana Surat Kabar Harian (SKH) Radar Timika membingkai kasus pembunuhan Korea Waker yang disusul dengan pembunuhan berantai dan konflik lainnya yang terjadi di Timika. Dari 201 berita yang dikumpulkan berdasarkan time frame (12 Agustus hingga 30 September 2014), peneliti membaginya menjadi enam kategori besar sehingga menghasilkan enam sampel berita yang dianalisis menggunakan framing model Robert N. Entman. Temuan data juga diperkuat dengan adanya analisis level konteks, yaitu wawancara dengan wartawan, redaktur, wakil pimpinan redaksi dan pimpinan redaksi SKH Radar Timika. Dari keseluruhan analisis yang dilakukan oleh peneliti, dapat disimpulkan bahwa dalam menyikapi, meliput, menulis, mengedit berita, SKH Radar Timika mengutamakan kehati-hatian agar berita yang diterbitkan tidak menimbulkan konflik susulan. SKH Radar Timika tidak gegabah menyebutkan identitas korban pembunuhan sebelum ada pernyataan resmi dari pihak kepolisian. Pada awal memberitakan penemuan jenasah Korea Waker pada 12 Agustus 2014 misalnya, dalam berita tidak disebutkan bahwa Korea adalah mantan anggota DPRD Mimika dan Kepala Suku Dani. Dalam judul berita, Korea hanya disebut sebagai warga (Seorang Warga Ditemukan Tewas di SP 6). Berdasarkan penjelasan Leonardus selaku redaktur pos kriminal, penggunaan kata ‘warga’ dalam judul dan isi berita untuk menghindari reaksi yang berlebihan di masyarakat. Jika SKH Radar Timika langsung menyebut jabatan Korea, maka dapat dipastikan situasi kota akan semakin bergejolak. Sebagian besar pemberitaan juga didominasi dengan pernyataan dari berbagai tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh agama, pejabat pemerintah daerah, dan berbagai tokoh lainnya.Hal ini bertujuan untuk menenangkan masyarakat, karena berbagai tokoh tersebut memiliki peranan penting dalam mempersuasif masyarakat agar tidak mudah terprovokasi. SKH Radar Timika juga fokus memberitakan dampak-dampak konflik, seperti sekolah terpaksa diliburkan, pasar sepi, aktivitas pertokoan dan perkantoran dihentikan lebih awal dari biasanya, jalanan sepi dan masyarakat takut beraktivitas di luar rumah. Selain mengikuti, memantau dan memberitakan perkembangan konflik, SKH Radar Timika juga gencar memberitakan berbagai razia penyakit masyarakat yang dilakukan pihak kepolisian untuk membasmi minuman keras dan senjata tajam. Penyebab konflik sebagian besar didominasi oleh kedua benda tersebut, sehingga dalam keadaan kota yang tengah bergejolak, razia terus ditingkatkan di beberapa titik kota. Hal ini menunjukkan kepedulian Radar Timika dalam mendukung upaya kepolisian dalam mengamankan kembali situasi Kota Timika. Dari hasil penelitian ini, peneliti menyimpulkan bahwa ideologi dan kebijakan pemberitaan SKH Radar Timika adalah jurnalisme damai. Dari sekian banyak pembingkaian berita yang ada, peneliti juga menyimpulkan bahwa jurnalisme damai adalah bagian dari pembingkaian berita SKH Radar Timika.Dengan demikian, melalui berita-beritanya, SKH Radar Timika mencoba untuk meredam konflik dan membantu menenangkan masyarakat. Hal ini merupakan aktivitas yang sudah sangat sering dilakukan SKH Radar Timika, mengingat Kota Timika rawan terjadi konflik.

Item Type: Thesis (S1)
Uncontrolled Keywords: Konflik, Framing, Jurnalisme Damai, Menjaga Keamanan
Subjects: Komunikasi > Jurnalisme
Divisions: Fakultas ISIP > Ilmu komunikasi
Depositing User: Editor UAJY
Date Deposited: 25 Aug 2015 08:34
Last Modified: 25 Aug 2015 08:34
URI: http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/7837

Actions (login required)

View Item View Item