Arnawati, Eka (2002) STUDI BUDAYA ORGANISASI KONTRAKTOR DAN KESIAPANNYA MENERIMA PERUBAHAN. S2 thesis, UAJY.
Text (Halaman Judul)
0MTS99426.pdf Download (229kB) |
|
Text (Bab I)
1MTS99426.pdf Download (118kB) |
|
Text (Bab II)
2MTS99426.pdf Download (562kB) |
|
Text (Bab III)
3MTS99426.pdf Restricted to Registered users only Download (232kB) |
|
Text (Bab IV)
4 MTS99426.pdf Restricted to Registered users only Download (318kB) |
|
Text (Bab V)
5MTS99426.pdf Download (737kB) |
Abstract
Pemberlakuan Otonomi daerah akan merubah tatanan dalam bisnis jasa konstruksi. Untuk menghadapi reformasi tersebut dituntut kesiapan dari kontraktor nasional maupun kontraktor lokal menyongsong era baru di mana persaingan industri konstruksi semakin ketat. Untuk menuju ke arah itu, diperlukan berbagai inovasi manajemen dalam mendukung perkembangan pasar dan diharapkan makin mampu bersaing. Akan tetapi hambatan utama dalam mengimplementasikan atau metode operasi barn adalah adanya penolakan dari anggota organisasi. Kendala budaya di dalam organisasi yang menimbulkan situasi yang tidak kondusif bagi manajemen untuk melakukan perbaikan atau perubahan. Seperti yang dikatakan oleh David E. Mc Nabb dan F. Thomas Sepic (1995) dalam studinya yang menggambarkan hubungan budaya dan suasana organisasi untuk mengukur kesiapannya dalam perubahan, bahwa jika budaya organisasi dan suasananya menolak untuk menerima perubahan, maka rencana pada manajemen juga akan gagal dengan sendirinya. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi budaya organisasi kontraktor kelas besar dan menengah di wilayah propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini berkaitan dengan dugaan adanya hubungan serta pengaruh yang positif dan signifikan antara budaya organisasi dan kesiapannya menerima perubahan. Penelitian menggunakan sampel sebanyak 59 orang/ karyawan yang dibagi dalam 2 grup kelas kontraktor yaitu 15 orang untuk kontraktor kelas besar dan 44 orang untuk kontraktor kelas menengah. Model yang dipakai dalam penelitian ini adalah Organizational Culture Inventory (OCI) untuk mengukur budaya organisasi yang mencakup 12 pola pikir: (1) Humanistic Helpful, (2) Affiliative, (3) Approval, (4) Conventional, (5) Dependent, (6) Avoidance, (7) Oppositional, (8) Power, (9) Competitive, (10) Competence/Perfectionistic, (11) chievement, dan (12) Self Actualizing serta model perubahan organisasi yang terdiri dari 20 parameter Manajemen Perubahan. Data yang terkumpul di analisis melalui pendekatan distribusi frekuensi untuk menentukan Mean dan Standar Deviasi masing-masing grup dan seluruh responden, kemudian dilakukan Analisis Logit. Hasil analisis menunjukkan bahwa budaya organisasi yang dominan baik kontraktor kelas besar maupun menengah di wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta adalah Satisfaction Culture. Selanjutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang sangat signifikan antara budaya organisasi dan kesiapannya menerima perubahan dimana karakteristik Satisfaction Culture merupakan budaya yang paling siap menerima atau melakukan perubahan. Namun demikian ada beberapa aspek yang tergolong masih lemah antara lain: (a) Sebagian karyawan kurang yakin bahwa mereka dapat melaksanakan tambahan tugas baru secara efisien, (b) Sebagian karyawan tidak menyadari bahwa perusahaannya sedang memasuki perubahan.
Item Type: | Thesis (S2) |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Budaya Organisasi, Organizational Culture Inventory (OCI), Parameter Perubahan Organisasi |
Subjects: | Magister Teknik Sipil > Manajemen Konstruksi |
Divisions: | Pasca Sarjana > Magister Teknik Sipil |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 14 Sep 2015 12:40 |
Last Modified: | 14 Sep 2015 12:40 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/7940 |
Actions (login required)
View Item |