Sampo, Marselinus (2002) KETIDAKBERDAYAAN BURUH DALAM KONDISI BIROKRASI PERUSAHAAN. S1 thesis, UAJY.
Text (Halaman Judul)
0SOS00543.pdf Download (184kB) |
|
Text (Bab I)
1SOS00543.pdf Download (340kB) |
|
Text (Bab II)
2SOS00543.pdf Download (341kB) |
|
Text (Bab III)
3SOS00543.pdf Restricted to Registered users only Download (236kB) |
|
Text (Bab IV)
4SOS00543.pdf Restricted to Registered users only Download (510kB) |
|
Text (Bab V)
5SOS00543.pdf Download (353kB) |
Abstract
Pada hakekatnya makna kerja bagi manusia adalah tindakan pembebasan diri dari alam yaitu dengan jalan menguasai dan menaklukannya. Akan tetapi fenomena yang ditayangkan oleh situasi dan kondisi era industrialisasi saat ini justru terjadi potret obyektivasi kerja atas manusia yaitu manusia dijadikan mesinmesin sosial yang siap mendukung dan mempercepat proses tindakan menuju progresivitas dan. pengembangan dunia industri oleh pemilik usaha. Untuk lebih memastikan dukungan terhadap upaya tersebut, maka para buruh diredusir menjadi unit-unit yang mudah dikontrol dan diawasi. Tindakan kontrol yang merupakan bagian dari dukungan terhadap upaya progresivitas tersebut di atas disempurnakan oleh sebuah instrumen yaitu sistem admimstrasi birokrasi.Birokrasi ini kemudian berperan ganda yaitu di satu sisi menjadi supporting bagi upaya akumulasi modal dan keuntungan bagi pemilik usaha, sedangkan di sisi lain birokrasi sebagai ancaman kehidupan demokrasi yang sehat dan dinamis dalam perusahaan. Penerapan birokrasi yang bersifat ambiguitas tersebut sekaligus mempertegas hubungan kelas di dalam perusahaan yaitu kelas pemilik usaha dan kelas pekerja. Konsekuensi logis dari terciptanya hubungan kelas ini adalah kelas pemilik modal terus mendominasi hubungan seperti sentralisasi pengambilan keputusan dan kontrol yang ketat terhadap buruh. Dalam kondisi yang demikian, maka muncul beberapa pertanyaan yang perlu dijawab, yaitu: apakah faktor factor yang mempengaruhi munculnya ketidakberdayaan buruh dalam sistem hubungan produksi pada perusahaan? Dan mengapa ketidakberdayaan buruh menjadi kondisi yang menguntungkan perusahaan? Penelitian dalam menjawabi Persoalan-persoalan tersebut di atas dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik "grounded research". Penelitian mengambil lokasi pads PT. Mutiara Asri Persada (MAP). Persoalan ketidakberdayaan buruh dalam birokrasi perusahaan ini selanjutnya dibedah dan dianalisis dengan menggunakan perspektif interaksionisme simbolis yang dipelopori oleh Blumer. Perspektif ini melihat bahwa ketidakberdayaan buruh yang dipengaruhi oleh aspek-aspek makro seperti kekuasaan birokrasi legal-formal, dan kebijakan-kebijakan mikro perusahaan serta aspek-aspek mikro seperti uniformitas pendidikan dan kekurangan pengalaman kerja serta personal alligiance, adalah implikasi dari kebekuan hubungan antar kelas dalam perusahaan di mana kelas pemilik modal hanya berorientasi pada akumulasi modal dengan cara mobilisasi elemen buruh dan sebaliknya buruh tidak diajak berinteraksi dalam hal seperti pengambilan keputusan. Menurut perspektif interaksionisme simbolis peluang mencairkan kebekuan hubungan tersebut yaitu dengan mengutamakan proses, dan re-orientasi kebutuhan buruh serta kegiatan interaksi timbal balik dan menjaga kontinuitasnya yang bertumpu kepada tiga premis yaitu manusia bertindak berdasarkan makna yang ditangkap, dan makna tersebut berasal dari interaksi seseorang.dengan orang lain, serta makna-makna tersebut disempurnakan pads saat proses interaksi berlansung.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Sosiologi > Media |
Divisions: | Fakultas ISIP > Sosiologi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 12 Jul 2016 10:46 |
Last Modified: | 12 Jul 2016 10:46 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9844 |
Actions (login required)
View Item |