Rosefin, MM. Flowerina (2004) LES TAMBAHAN DI SEKOLAH (Studi Deskriptif Tentang Motivasi Pihak Sekolah Memutuskan Wajib Les Tambahan Bagi Seluruh Siswa dan Tanggapan Para Siswa Serta Orangtua Siswa Terhadap Keputusan Tersebut di SMP Kanisius Kalasan). S1 thesis, UAJY.
Text (Halaman Judul)
0SOS01173.pdf Download (276kB) |
|
Text (Bab I)
1SOS01173.pdf Download (323kB) |
|
Text (Bab II)
2SOS01173.pdf Download (268kB) |
|
Text (Bab III)
3SOS01173.pdf Restricted to Registered users only Download (498kB) |
|
Text (Bab IV)
4SOS01173.pdf Restricted to Registered users only Download (592kB) |
|
Text (Bab V)
5SOS01173.pdf Download (723kB) |
Abstract
Sekolah merupakan suatu lembaga pendidikan formal dengan organisasi yang tersusun rapi dan segala aktivitasnya direncanakan dengan sengaja yang disebut dengan kurikulum. Sebagai lembaga pendidikan formal, sekolah terdiri atas kepala sekolah, wakil kepala sekolab, guru, karyawan dan siswa. Peranan sekolah terutama guru sangat penting dalam menciptakan kondisi belajar-mengajar yang kondusif dengan para siswa, mengatur, menyampaikan dan menggunakan sejumlah materi pelajaran. Dalam menyampaikan segala tugasnya, sekolah harus memperhatikan kemampuan setiap anak didik yang berbeda satu sama lain dalam menguasai bahan pelajaran dan waktu yang terbatas dalam penyampaian materi pelajaran tersebut. Untuk mengatasi hat itu, sekolah berupaya melakukan berbagai cars agar para siswanya mendapatkan pendidikan yang terbaik sehingga mampu mengantarkan mereka menjadi siswa yang berprestasi dan memiliki kualitas yang baik dengan kemampuan prima dan dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang berikutnya. Salah satu upaya yang dapat dilakukan oleh sekolah selain dengan pemberian metode pengajaran pada pagi hari, les tambahan di sekolah yang dilaksanakan pads sore hari diharapkan mampu mengatasi hal tersebut. Melalui les tambahan di sekolah siswa akan memperoieh pemahaman dan penguasaan materi pelajaran yang telah disampaikan oleh para guru. Berdasarkan pertimbangan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian yang mengkaji tentang motivasi sekolah terhadap keputusan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswa. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui secara mendalam sejauh mana motivasi pihak sekolah SNIP Kanisius Kalasan dalam memutuskan mewajibkan les tambahan bagi siswanya. Motivasi apa yang mendorong pihak sekolah mengambil keputusan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswanya di SNIP Kanisius Kalasan? Dan bagaimana pule tanggapan dari para siswa dan orangtua siswa terhadap keputusan yang diambil oleh pihak sekolah tersebut? Kajian yang digunakan adalah Paradigma Definisi Sosial dengan berpijak pada Teori Aksi yang dikemukakan oleh Talcot Parsons. Dalam Teori Aksi ini fenomena tentang motivasi pihak sekolah mengambil keputusan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswanya dipahami sebagai suatu tindakan sosial yang mempunyai tujuan untuk meningkatkan prestasi akademik pare siswa di sekolah. Selain Teori Aksi tersebut, penulis juga menggunakan Teori Penentuan Tujuan. Dalam Teori Penentuan Tujuan ini fenomena yang akan diteliti dapat dipahami bahwa semakin kuat dan jelasnya tujuan yang ingm dicapai oleh pihak sekolah akan semakin memperkuat motivasinya untuk melaksanakan keinginan tersebut. Ditambah pule semakin tinggi tingkat penerimaan para pelaksana atau siswa atas kepantasan dan kelayakan tujuan yang ingin dicapai tersebut, akan semakin mempertebal motivasi pihak sekolah untuk mencapai tujuannya. Selanjutnya untuk mengungkap fenomena tentang motivasi pihak sekolah memutuskan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswa, metode penelitian yang akan digunakan oleh penulis adalah metode penelitian deskriptif. Dengan teknik pengumpulan data menggunakan wawancara (indepth interview), observasi, serta dokumertasi data sekunder. Sebagai sumber data adalah kepala sekolah, wakil kepala sekolah, dewan guru, siswa dan orangtua siswa. Temuan penelitian di lapangan menunjukkan bahwa temyata motivasi pihak sekolah memutuskan untuk mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswanya adalah agar para anak didiknya dapat benar-banar mengerti, memahami dan menguasai materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Adapun faktor-faktor yang melatarbelakangi motivasi tersebut antara lain; kepandaian atau kemampuan siswa yang berbeda dalam menyerap materi pelajaran yang disampaikan, standar kelulusan bagi siswa yang agak memberatkan, nilai para siswa yang buruk dan waktu penyampaian materi yang terbatas. Oleh karena itu harapan pihak sekolah yang ingin agar tujuan meningkatkan prestasi akademik siswanya tercapai, dapat benar-benar terlaksana. Hal tersebut juga didukung dengan hasil temuan di lapangan atas tanggapan positif dari pihak siswa terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah tersebut. Informan dari pihak siswa memberikan tanggapan dan respon yang baik terhadap tindakan yang dilakukan oleh pihak sekolah serta menganggap bahwa tindakan tersebut pantas dan layak untuk dilaksanakan karena memiliki tujuan yang baik bagi mereka sendiri. Pada proses memutuskan wajib les tambahan bagi seluruh siswa para informan menyatakan bahwa untuk pengambilan keputusan hal tersebut, harus dirembug atau dirundingkan bersama terlebih dahulu antara kepala sekolab, wakil kepala sekolah dan dewan guru serta memberitahukan kepada orangtua murid mengenai keputusan tersebut. Proses pengambilan keputusan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswa ini didasarkan pada pertimbangan minat atau kesanggupan siswa, tenaga pengajar, waktu yang tersedia, biaya maupun nilai pelajaran para siswanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa walaupun ada perbedaan kedudukan di- sekolab, temyata pada saat pengambilan keputusan mewajibkan les tambahan bagi seluruh siswa, musyawarah mencapai kata mufakat masih diutamakan. Fenomena ini ditunjukkan dan pandangan beberapa informan yang menyatakan bahwa. semua memiliki hak yang sama dalam menyalurkan pikiran dan argumennya masing-masing, serta menghargai. pendapat yang dilontarkan oleh rekannya. Temuan di lapangan juga menunjukkan bahwa orangtua siswa setuju dan menanggapi positif mengenai motivasi pihak sekolah mengadakan kewajiban mengikuti les tambahan di sekolah bagi anaknya. Selain itu para informan juga mengatakan tidak keberatan tentang biaya yang ditarik melalui les tambahan tersebut karena menurut mereka biaya itu tidak terlalu benar dan sudah sebanding dengan apa yang telah diperoleh oleh anak-anak mereka dan mereka juga menghargai usaha serta waktu yang telah disediakan oleh pihak sekolah untuk memberkan les tambahan bagi anak mereka. Hal ini menunjukkan bahwa orangtua ingin agar anak-anaknya mendapatkan pendidikan yang terbaik bagi kemajuan masa depannya.
Item Type: | Thesis (S1) |
---|---|
Subjects: | Sosiologi > Media |
Divisions: | Fakultas ISIP > Sosiologi |
Depositing User: | Editor UAJY |
Date Deposited: | 13 Jul 2016 11:03 |
Last Modified: | 13 Jul 2016 11:03 |
URI: | http://e-journal.uajy.ac.id/id/eprint/9855 |
Actions (login required)
View Item |